Advertorial

Berikut 10 Jenis Genteng yang Cocok Digunakan sebagai Atap Rumah

Kompas.com - 29/06/2023, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Genteng adalah material esensial dalam konstruksi atap rumah. Pasalnya, material tersebut berfungsi untuk melindungi bagian dalam rumah dari terik matahari, hujan, dan debu.

Oleh karena itu, saat membangun atap, kamu harus cermat memilih jenis genteng yang akan digunakan.

Selain terbuat dari material yang kuat, pastikan genteng yang digunakan juga dapat menyerap panas agar hunian bisa lebih sejuk saat siang hari.

Dikutip dari berita.99.co, setidaknya terdapat 10 jenis genteng yang cocok digunakan sebagai atap rumah. Lalu, apa saja jenis genteng tersebut? Berikut adalah ulasannya.

  1. Genteng aspal

Genteng aspal adalah jenis genteng yang terbuat dari bahan aspal yang dicampur dengan serat kayu dan bahan kimia. Genteng jenis ini memiliki karakteristik lentur, kuat, dan tahan api.

Adapun permukaan material itu diklaim antibocor karena memiliki bentuk yang berlapis dan lebar.

Namun, genteng tersebut memiliki beban yang cukup berat sehingga tidak ideal untuk semua jenis rangka atap.

Ilustrasi genteng aspal. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng aspal.

Oleh karena itu, jika ingin menggunakan genteng aspal, kamu harus memadukannya dengan sejumlah material lain, seperti rangka kayu, baja ringan, atau beton.

Tak hanya itu, pemasangan genteng aspal cukup rumit sehingga harus dikerjakan oleh ahli.

Dari segi tampilan, pemakaian genteng kaca sebagai atap juga membuat rumah tampak modern dan menambah nilai estetikanya.

Salah satu kekurangan dari genteng kaca adalah gampang pecah. Terlebih, jika ketebalan materialnya tidak memadai.

Tak hanya itu, jika penggunaannya berlebihan, atap kaca akan membuat rumah terasa panas dan silau.

  1. Genteng beton

Genteng beton terbuat dari campuran semen, pasir, dan fly ash yang merupakan abu bekas pembakaran batu bara.

Keunggulan utama genteng beton adalah tahan lama dan kuat menghadapi perubahan cuaca. Saking kuatnya, genteng ini bisa digunakan hingga 50 tahun tanpa perawatan khusus.

Ilustrasi genteg beton. Dok. Istimewa Ilustrasi genteg beton.

Selain itu, material penyusunnya pun tidak rawan terbakar sehingga dapat meminimalisasi risiko kebakaran pada rumah. Sayangnya, genteng beton memiliki beban yang cukup berat ketimbang jenis genteng lainnya.

Maka dari itu, kamu harus menggunakan rangka baja ringan untuk menopangnya.

  1. Genteng tanah liat

Genteng berjenis tanah liat adalah material genteng yang paling sering digunakan di Indonesia.

Setiap lembar genteng tanah liat memiliki bentuk bergelombang dengan warna jingga kecokelatan.

Keunggulan utama genteng tersebut adalah harganya yang ekonomis, tetapi punya kualitas yang bisa diandalkan untuk melindungi hunian.

Ilustrasi genteng tanah liat. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng tanah liat.

Pasalnya, material penyusunnya memiliki ketahanan serta kekuatan yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dari materialnya yang tidak mudah patah meski dijadikan pijakan ketika mengecek kondisi atap.

Hanya saja, pemasangan genteng tanah liat memang cukup merepotkan. Ini lantaran kamu harus menyusunnya dengan pola zig-zag dan sistem sambungan inlock.

Tidak hanya itu, genteng jenis tersebut juga rentan terhadap lumut sehingga perlu dilapisi cat atau glasur.

  1. Genteng metal pasir

Ada juga jenis genteng metal pasir yang merupakan penutup atap yang terbuat dari baja lapis dengan coating pasir di bagian atasnya.

Perpaduan kedua material tersebut membuat genteng metal pasir jadi memiliki ketahanan yang lebih baik. Utamanya, untuk iklim di Indonesia.

Ilustrasi genteng metal pasir. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng metal pasir.

Tidak hanya kuat, pemasangannya pun mudah karena bisa dilakukan sendiri. Meski punya berbagai keunggulan, harga genteng metal pasir terbilang ekonomis karena dibanderol mulai dari Rp 30.000-an.

  1. Genteng asbes

Jenis genteng berikutnya adalah genteng asbes yang terbuat dari enam gabungan mineral silikat alam.

Genteng tersebut punya harga yang relatif murah dan instalasi yang mudah sehingga kamu tidak perlu menyiapkan bujet tambahan untuk tukang.

Ilutrasi genteng asbes. Dok. Istimewa Ilutrasi genteng asbes.

Sayangnya, serat yang menyusun genteng asbes mudah terlepas apabila sudah lama terpapar perubahan cuaca. Oleh sebab itu, penggunaan genteng ini semakin jarang terlihat.

Namun, jika kamu hanya ingin membangun atap sementara, genteng asbes adalah pilihan terbaik untuk menghemat bujet daripada jenis genteng lainnya.

  1. Genteng kaca

Ingin area atap rumah terlihat lebih terang di siang hari? Kalau begitu, kamu bisa menggunakan jenis genteng kaca di area tersebut.

Seperti namanya, genteng tersebut terbuat dari bahan kaca sehingga bersifat transparan dan dapat ditembus cahaya matahari.

Ilustrasi genteng kaca. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng kaca.

Selain membuat rumah jadi lebih terang, sinar matahari yang masuk lewat genteng kaca juga dapat membuat rumah untuk terhindar dari risiko kelembapan berlebih.

Dari segi tampilan, pemakaian genteng kaca sebagai atap juga membuat rumah tampak modern dan menambah nilai estetikanya.

Salah satu kekurangan dari genteng kaca adalah gampang pecah. Terlebih, jika ketebalan materialnya tidak memadai.

Tak hanya itu, jika penggunaannya berlebihan, atap kaca akan membuat rumah terasa panas dan silau.

  1. Genteng seng

Selain semua jenis genteng yang disebutkan, ada juga jenis genteng seng yang umum terlihat pada area outdoor dan semi-outdoor.

Genteng tersebut marak digunakan karena punya harga yang murah dan berat yang sangat ringan sehingga pemasangannya pada rangka atap cukup mudah.

Ilustrasi genteng seng. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng seng.

Tak hanya itu, genteng seng umumnya juga punya ukurannya yang panjang. Maka itu, genteng inipun dapat menutup atap dengan baik.

Hanya saja, kamu perlu mempertimbangkan risiko seng berkarat yang membuatnya tidak awet.

Selain itu, seng memiliki sifat menyerap panas sehingga bisa membuat ruangan di bawahnya terasa gerah pada siang hari.

  1. Genteng keramik

Jenis berikutnya adalah genteng keramik yang terbuat dari tanah liat. Karakteristik utama genteng ini tak jauh berbeda dengan genteng tanah liat, yakni kuat, tahan lama, dan tidak rawan bocor.

Namun, proses akhir pembuatannya sedikit berbeda karena lembaran genteng keramik akan melalui proses penambahan lapisan pewarna glasur.

Ilustrasi genteng keramik. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng keramik.

Penambahan warna itu membuat genteng harus dibakar dengan suhu sekitar 1.100 derajat Celcius agar memiliki daya tahan yang lebih baik.

Adapun salah satu keunggulan lain dari genteng keramik adalah aksen warnanya yang sangat estetik dan unik.

Sebagai catatan, genteng keramik harus dipasang pada kemiringan 30 derajat agar air bisa mengalir dengan baik.

  1. Genteng kayu

Apabila ingin membangun rumah berbahan kayu, kamu juga harus menggunakan penutup atap berupa genteng kayu. Utamanya, kayu keras seperti ulin.

Ilustrasi genteng kayu. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng kayu.

Dengan begitu, genteng akan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap perubahan cuaca. Selain itu, kayu ulin juga tergolong kuat sehingga tidak mudah patah meski diinjak.

Harga genteng kayu ulin umumnya lebih mahal ketimbang jenis genteng lainnya.

  1. Genteng metal galvalum

Terakhir, ada jenis genteng metal galvalum dengan bahan utama karbon atau baja besi berlapis aluminium dan seng.

Bentuk genteng tersebut mirip lembaran seng, tetapi terlihat lebih kokoh dan berkualitas. Daya tahan terhadap karat pun tinggi sehingga kamu tidak perlu sering-sering menggantinya.

Ilustrasi genteng metal galvalum. Dok. Istimewa Ilustrasi genteng metal galvalum.

Keunggulan lain genteng metal galvalum adalah harganya yang tergolong ekonomis ketimbang genteng berjenis metal lain.

Itu tadi tadi 10 jenis genteng yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Bagi yang ingin melihat jenis genteng lainnya, silakan kunjungi situs web berita.99.co.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau