KOMPAS.com - PT Pos Indonesia (Persero) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Rektor Universitas Terbuka Profesor Drs Ojat Darojat, Dip Mgt, MBus, PhD, di kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Senin, (10/7/2023).
Kerja sama keduanya dilakukan di lima portfolio Pos Indonesia, yaitu courier service atau parcel service (mengantar segala macam kiriman kurang dari 30 kilogram), logistic service (pergudangan dan transportasi darat, laut, udara), jasa keuangan, jasa property service, dan digital solution untuk berbagai perusahaan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi mengatakan bahwa sejak berdiri pada 1984, Pos Indonesia sudah mendampingi Universitas Terbuka mengirimkan bahan ajar dan ujian. Selanjutnya, kerja sama kedua belah pihak diperluas sesuai portfolio Pos Indonesia.
“Kami mampu menyediakan itu semua. Dengan MoU, insyaallah, kami akan memperkuat kerja sama tidak hanya di bidang kurir dan logistik, tapi juga jasa keuangan, properti, dan digital solution,” kata Faizal dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
Adapun isi nota kesepahaman tersebut terkait penyaluran logistik modul-modul pembelajaran ke lebih dari 400.000 mahasiswa yang tersebar di 38 kota dan kabupaten, bahkan hingga ke luar negeri.
Faizal berharap, keberlanjutan kerja sama antara Pos Indonesia dan Universitas Terbuka akan berdampak positif pada dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Pasalnya, saat ini, hanya 3 persen atau 9,3 juta dari jumlah total penduduk Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi.
“Katakanlah usia produktif 50 persen, berarti ada 47 persen lagi anak usia sekolah yang mengenyam pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA). Dengan demikian, peluang meningkatkan jumlah mahasiswa masih sangat besar. Ditambah lagi, kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat. Kesejahteraan itu linier dengan peningkatan kualitas pendidikan,” ucap Faizal.
Faizal optimistis, kerja sama Pos Indonesia dan Universitas Terbuka akan memperluas peluang penambahan jumlah mahasiswa di Universitas Terbuka. Terlebih, saat ini, ketersediaan jaringan internet hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Menurut data, sinyal 4G sudah mencakup 97 persen wilayah Indonesia. Model pembelajaran jarak jauh dan online akan lebih berkembang di masyarakat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Profesor Ojat menambahkan bahwa kerja sama dengan Pos Indonesia terus dilakukan karena pihaknya menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan peningkatan kebutuhan.
Pada 1984, Pos Indonesia mengirimkan produk Universitas Terbuka, termasuk menyediakan layanan keuangan untuk pembayaran uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
“Seiring perubahan yang terjadi, saat ini, kerja sama tidak hanya terkait dengan pengiriman barang akademik, tapi juga jasa keuangan dan lainnya,” ucap Prof Ojat.
Pengembangan SDM
Selain melakukan penandatanganan MoU, acara tersebut juga berbarengan dengan Seminar Wisuda Universitas Terbuka Periode II Tahun Akademik 2022/2023 bertema “Bangkit Bergerak Bersama UT Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH)”.
Pada kesempatan tersebut, Staf Khusus Wakil Presiden RI Profesor Drs H Mohamad Nasir, Ak, MSi, PhD, turut hadir sebagai pembicara. Profesor Nasir menyoroti signifikansi pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai tantangan utama di Tanah Air. SDM yang ada, kata dia, harus berpikiran dan berhati terbuka bila ingin maju.
“Tidak akan maju kalau SDM hanya begini-begini saja. Kita harus berubah dengan melakukan up-skilling dan re-skilling,” ucap Prof Nasir.
Dalam pengembangan SDM, pemerintah memiliki peran utama, selain juga dukungan dari masyarakat. Pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk pengembangan SDM jika ingin memajukan rakyatnya.
“Tidak cukup hanya slogan saja. Pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan terus-menerus,” katanya.
Tantangan lain yang dihadapi dalam pengembangan SDM, kata Prof Nasir, adalah regulasi. Regulasi harus diubah menyesuaikan kebutuhan seiring perkembangan zaman. Prof Nasir mencontohkan, Undang-Undang Cipta Kerja. Walau dianggap akan menimbulkan masalah, UU itu dapat mendorong kemajuan SDM.
“Negara itu ibaratnya seperti kampung di tengah dunia. Kalau seperti kampung, kita harus membuka diri bila ingin berkembang. Oleh karena itu, pendidikan amat penting,” kata Prof Nasir.
Penyebaran logistik
Terkait kurir dan logistik, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Siti Choiriana menjelaskan bahwa penyebaran mahasiswa Universitas Terbuka yang berada di hampir 50 negara menjadi peluang bagi Pos Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang kuat di bidang kurir dan logistik.
Hal tersebut dapat memudahkan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan modul lebih cepat.
“Kami tidak hanya mengirimkan modul, tapi juga ebook. Meski demikian, ebook juga memiliki keterbatasan karena tidak semua mahasiswa suka membacanya. Kalau buku konvensional, bisa dibaca kapan pun dan bisa ditandai,” kata Siti Choiriana yang akrab disapa Ana.
Selain menyediakan layanan kurir dan logistik, Pos Indonesia juga memberi kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan pembayaran secara digital melalui Pospay Superapp.
Lebih dari itu, Pos Indonesia juga menyediakan fasilitas ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan akademik Universitas Terbuka, mulai dari konsultasi pembelajaran, seminar, hingga wisuda. Mahasiswa juga dapat menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh dengan metode pembelajaran secara luring.
Selain itu, Pos Indonesia juga melakukan cross talent antara Universitas Terbuka dengan universitas milik Pos Indonesia, yaitu Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI). Fasilitas transfer ilmu tersebut diharapkan dapat memudahkan para mahasiswa yang ingin belajar Ilmu seputar logistic lebih dalam.