Advertorial

3 Cara Mudah Dapatkan Siaran TV Digital Pakai TV Analog

Kompas.com - 18/07/2023, 10:08 WIB

KOMPAS.com – Siaran televisi (TV) analog di seluruh Indonesia dimatikan secara serentak oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sejak November 2022.

Sebagai gantinya, masyarakat hanya dapat menikmati ragam siaran hiburan melalui siaran TV digital.

Meski begitu, masyarakat tak perlu khawatir harus mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perangkat TV digital anyar. Pasalnya, siaran TV digital dapat dinikmati di rumah dengan menggunakan TV analog biasa.

Untuk mendapatkan siaran tv digital, TV analog harus disambungkan dengan perangkat tambahan set top box (STB) atau digital TV box yang mendukung fitur DVB-T2.

Antena pun tidak perlu diganti. Anda tetap dapat menggunakan antena ultra high frequency (UHF) berjenis outdoor (dalam ruangan) ataupun indoor (dalam ruangan). Pasalnya, tidak ada kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk mendapatkan siaran TV digital.

Lantas, bagaimana cara dapatkan siaran TV digital? Simak langkah berikut.

  1. Beli STB berjenis DVB-T2

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membeli STB berjenis DVB-T2. Perlu diketahui, hanya STB berjenis DVB-T2 yang kompatibel untuk dihubungkan dengan TV analog.

Oleh karena itu, ketika hendak membeli STB, pastikan terdapat label yang menyatakan bahwa perangkat telah mendukung fitur DVB-T2.

Untuk mendapatkan set box tv digital DVB-T2 berkualitas, Anda bisa berbelanja di Tokopedia. Di lokapasar ini, Anda bisa membeli set box tv digital dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 155.000 hingga Rp 235.000.

  1. Hubungkan STB, TV, dan antena

Setelah memiliki STB, Anda pun bisa menghubungkannya dengan TV analog dan antena. Namun, sebelum menyambungkan, pastikan TV analog sudah dalam posisi daya mati atau power off. 

Kemudian, cabut kabel antena yang telah terpasang di TV analog sebelumnya. Lalu, sambungkan kabel antena ke lubang atau port bernama “ANT IN” yang tersedia di bagian punggung STB.

Selanjutnya, sambungkan kabel HDMI dari port di STB ke TV analog. Bila TV analog belum mendukung koneksi HDMI, perangkat STB dapat disambungkan dengan kabel AV. Adapun kabel AV ciri-cirinya memiliki tiga ujung konektor berwarna merah, kuning, dan putih.

Jika ingin mengganti antena lama dengan antena tv digital indoor baru, Anda bisa membelinya di Tokopedia. Adapun harganya mulai dari harga Rp 67.000, Rp 85.900, hingga Rp 135.000. Dengan harga bervariasi, Anda dapat menentukan antena tv digital indoor sesuai bujet dan preferensi.

  1. Nyalakan STB dan TV

Setelah antena, STB, dan TV saling terhubung, langkah berikutnya adalah menyambungkan STB dengan daya. Kemudian, nyalakan STB dan TV analog.

Usai menyala, Anda bisa masuk ke menu pengaturan TV analog, lalu pilih mode output tampilan AV atau HDMI sesuai kabel yang dipakai untuk menyambungkan STB.

Setelah masuk ke mode output, bakal muncul menu pengaturan STB. Lalu, pilih opsi pencarian saluran untuk siaran mencari stasiun TV.

Dalam opsi tersebut, sejumlah STB terkadang meminta untuk mengisi kode pos. Bila pengaturan itu tersedia, silahkan isi kode pos sesuai wilayah domisili.

Setelah itu, tekan opsi "Pencarian Otomatis". STB pun akan secara otomatis mencari sinyal siaran TV digital yang tersedia di sekitar wilayah domisili. Setelah pemindaian selesai, Anda dapat menikmati siaran TV digital dari berbagai channel.

Bagaimana, mudah bukan cara mendapatkan siaran TV digital menggunakan tv analog biasa?

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau