Advertorial

Antisipasi Dampak El Nino, Ini Strategi Mitigasi Bulog untuk Pastikan Keamanan Stok Beras

Kompas.com - 20/07/2023, 16:36 WIB

KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino dengan intensitas lemah hingga moderat akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena El Nino dapat menyebabkan berbagai dampak, mulai dari kekeringan atau berkurangnya ketersediaan air hingga minimnya curah hujan yang terjadi.

Dia juga menyebut bahwa El Nino juga berpotensi menimbulkan titik api sehingga meningkatkan risiko kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Untuk itu, pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah strategis guna mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya, pada sektor-sektor yang berpotensi terdampak besar, seperti sektor pertanian, yakni tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air.

"Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," ujar Dwikorita dikutip dari Kompas.com, Jumat (9/6/2023).

Merespons hal tersebut, Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai perusahaan umum (perum) milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak El Nino, terutama terkait pasokan beras.

Kewaspadaan Perum Bulog terhadap El Nino yang berdampak pada kekeringan lahan pertanian dilakukan melalui penjaminan penyediaan stok pangan. Adapun upaya ini diwujudkan dengan penyerapan beras secara masif.

Seperti diketahui, potensi kerawanan pangan yang mungkin terjadi dapat memengaruhi gejolak harga pangan di tingkat konsumen. Kendati demikian, Bulog menjamin bahwa pasokan beras yang tersebar di seluruh gudang Bulog di Indonesia berada pada jumlah aman.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir tentang stok beras selama fenomena El Nino. Sebab, saat ini, stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 750.000 ton.

Perum Bulog juga telah melakukan upaya mitigasi dengan menyerap beras sebanyak-banyaknya dari petani guna memastikan pasokan beras nasional dalam jumlah aman.

“Bulog sudah menyerap lebih dari 700.000 ton beras petani dalam negeri serta akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan. Bulog juga terus menjamin ketersediaan pangan, khususnya beras, terutama dalam kondisi rawan seperti saat ini,” ujar Febby dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Selain itu, Bulog juga terus memaksimalkan seluruh instrumen yang ada sebagai langkah antisipasi bersama menghadapi El Nino. Upaya ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan dengan melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta para pemangku kepentingan (stakeholder) lain.

“Tidak hanya memastikan seluruh gudang Bulog dipenuhi stok, Bulog juga menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal, baik secara offline maupun online, melalui sejumlah outlet binaan Perum Bulog, seperti Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,” papar Febby.

Tak hanya memastikan stok cadangan beras pemerintah aman, imbuh Febby, berbagai upaya yang dilakukan Bulog itu juga dapat menggerakan roda perekonomian. Utamanya, dalam menjaga stabilitas dan mengantisipasi inflasi beras yang mungkin terjadi.

Untuk diketahui, Bulog juga ditugaskan pemerintah untuk menambah pasokan beras melalui importasi. Hingga saat ini, Bulog sudah merealisasikan penugasan impor pada 2023 sebanyak 500.000 ton untuk tahap pertama dan 300.000 ton beras untuk tahap kedua yang tengah berjalan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau