Advertorial

Hal Penting yang Perlu Dilakukan untuk Bantu Anak Adaptasi di Sekolah Setelah Libur Panjang

Kompas.com - 21/07/2023, 14:33 WIB

KOMPAS.com - Hari-hari pertama ke sekolah adalah masa yang penting bagi setiap anak. Sebab, momen ini menjadi masa transisi baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan rutinitas di sekolah.

Sayangnya, tidak semua anak dapat menjalaninya dengan lancar. Tak sedikit pula yang merasa cemas dan takut menghadapi rutinitas sekolah sehingga menolak masuk sekolah (school refusal).

Saat menghadapi hal seperti itu, orangtua perlu memiliki solusi. Terpenting, anak tidak boleh dipaksa. Sebab, memaksakan kehendak bisa saja membuat mereka semakin tak memiliki motivasi untuk ke sekolah atau bahkan kehilangan kemampuan untuk memahami berbagai pelajaran yang diberikan.

Sebelum hal tersebut terjadi, Anda sebagai orangtua perlu membantu anak beradaptasi dengan rutinitas sekolahnya. Pastikan mereka menjalaninya dengan senang dan tanpa paksaan.

Lalu, apa saja hal yang harus dilakukan orangtua dalam membantu anak beradaptasi? Berikut adalah ulasannya.

  1. Berkomunikasi dengan guru

Guru adalah pengganti orangtua selama anak berada di sekolah. Selain dengan teman, guru adalah orang yang paling intens berinteraksi dengan anak. 

Maka dari itu, Anda perlu menjalin komunikasi dengan guru, terutama wali kelas, untuk membantu memantau kondisi perihal kebiasaan dan perkembangan anak.

Anda bisa memberitahu guru tentang sejumlah hal, mulai dari apa yang disukai atau tidak disukai oleh anak, cara pendekatan yang efektif, hingga tantangan yang mungkin dihadapi selama di sekolah.

Dengan cara tersebut, Anda juga secara tak langsung telah membantu guru agar lebih memahami karakteristik dan kebutuhan sang buah hati saat berada di kelas.

Selain itu, guru juga bisa memberikan bantuan atau saran kepada Anda terkait perkembangan akademik, sosial, dan emosional anak.

  1. Dorong anak untuk berkomunikasi

Salah satu kemampuan penting yang mesti dimiliki anak saat masuk sekolah adalah keterampilan komunikasi dan interaksi sosial.

Untuk menguasai hal tersebut, anak harus belajar untuk berbicara, mendengarkan, dan bekerja sama dengan guru atau teman-temannya di sekolah. Anda juga perlu mendorong anak agar mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Anda bisa menyarankannya agar tak sungkan untuk memulai interaksi terlebih dahulu, baik itu bertanya seputar pelajaran maupun mengajak teman kelasnya bermain.

Dilansir dari laman virtuallabschool.org, selain dapat membantunya mengenal lingkungan, interaksi pada anak juga bermanfaat bagi perkembangan logikanya karena ia jadi lebih banyak menyerap berbagai macam kata dan percakapan.

  1. Tanyakan pengalamannya di sekolah

Pekan awal sekolah menjadi masa yang penuh pengalaman baru bagi anak, mulai dari senang, gugup, takut, hingga sedih karena harus meninggalkan rumah dan orangtua.

Sebagai orangtua, Anda harus peka terhadap perasaan dan pengalamannya saat menjalankan masa awal di sekolah.

Anda perlu mengajaknya berbicara terkait pengalamannya, seperti keadaan yang dijalani, apa yang telah ia pelajari, bagaimana interaksinya dengan teman baru, dan hal apa yang ia senangi atau tidak dari rutinitas di sekolahnya.

Mungkin sulit bagi anak untuk memahami atau mengungkapkan perasaannya. Namun, dengan bertanya, hal ini menunjukan bahwa Anda peduli. Anak pun akan merasa bahwa orangtua ingin mendengar dan mampu memvalidasi perasaannya.

  1. Beri asupan bernutrisi.

Bagi anak yang harus menjalankan rutinitas seperti bersekolah, Anda tentu wajib untuk memberinya asupan bernutrisi agar ia memiliki energi, daya tahan tubuh, dan kesehatan yang baik.

Selain itu, memberi anak asupan bernutrisi juga berperan penting untuk mendukung perkembangan dan fungsi otaknya agar ia bisa lebih efektif dalam mencerna pelajaran.

Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, Anda bisa memberikannya makanan yang kaya akan protein dan DHA saat sarapan, seperti ikan tongkol, tuna, telur, ataupun ayam.

Anda juga bisa memberi makanan berupa sayuran yang memiliki kandungan antioksidan dan vitamin E untuk membantu melindungi sel sarafnya, seperti bayam, wortel, atau brokoli.

Tak hanya itu, berikan juga makanan atau minuman pelengkap yang kaya protein, vitamin, dan kalsium seperti susu.

Perlu diketahui, selain bagus untuk pertumbuhan badan, protein pada susu juga berfungsi untuk membantu mengoptimalkan perkembangan otak anak.

Protein juga merupakan bahan dasar untuk membangun dan memperbaiki sel-sel otak. Nutrien ini pun berfungsi memproduksi neurotransmiter yang bertugas untuk memaksimalkan kinerja otak.

Sedangkan kalsium dapat mengoptimalkan fungsi saraf dan transmisi impuls di otak. Berdasarkan rekomendasi Institute of Medicine, asupan kalsium harian untuk anak kategori usia 3-8 tahun adalah 700-1.000 mg.

Sementara untuk rentang usia 9-18 tahun, kalsium yang dibutuhkan adalah 1.300 mg per hari.

Adapun salah satu produk susu dengan kandungan-kandungan tersebut yang bisa menjadi pilihan adalah susu Zee. Susu khusus untuk anak usia 3-12 tahun ini memiliki kandungan Nutripro+, yang tinggi kalsium, Omega 3 dan 6, serta 9 asam amino esensial, dan protein dengan rasa enak.

Semua kandungan tersebut berfungsi untuk membantu agar anak tumbuh tinggi lebih cepat dan mendukungnya agar lebih berkonsentrasi dan berprestasi. 

Itulah empat upaya yang dapat dilakukan orangtua dalam membantu anak agar bisa beradaptasi sekaligus siap menjalani aktivitas di sekolah. Terapkan upaya tersebut agar anak menjadi antusias saat menghadapi kegiatan belajar.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau