Advertorial

Pecahkan Rekor Dunia, Pergelaran Angklung di GBK Ikut Dorong Pemulihan Ekonomi UMKM

Kompas.com - 07/08/2023, 20:50 WIB

KOMPAS.com - Pergelaran angklung terbesar yang dilakukan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (5/8/2023) telah membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam pemulihan ekonomi usai pandemi Covid-19.

Koordinator Acara sekaligus Ketua Umum (Ketum) Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) Tri Tito Karnavian mengatakan bahwaa acara tersebut memang diinisiasi dalam rangka mendorong ekonomi kreatif.

“Sebab, pasca-pandemi Covid-19, sektor UMKM menjadi salah satu tumpuan utama dalam pergerakan ekonomi masyarakat,” katanya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Perlu diketahui, pergelaran angklung terbesar juga diadakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia. Acara mengambil tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.

Adapun pergelaran yang diikuti 15.110 peserta itu berhasil memecahkan rekor dunia Guiness World of Record (GWR). Jumlah peserta melampaui rekor sebelumnya yang melibatkan 5.182 orang di Monumen Washington, USA, pada 9 Juli 2011.

Ibu Negara turut menyaksikan pergelaran angklung terbesar di dunia.Dok Kemendagri Ibu Negara turut menyaksikan pergelaran angklung terbesar di dunia.

Sebagai informasi, acara yang digagas oleh OASE KIM itu melibatkan para pegawai negeri sipil, Dharma Wanita Persatuan sejumlah kementerian/lembaga, TNI-Polri, organisasi wanita, sekolah kedinasan, para pelajar sekolah menengah atas (SMA), dan elemen lainnya.

Pergelaran turut menghadirkan bintang tamu seperti Saung Angklung Udjo, pemenang Indonesian Idol 2023 Salma Salsabil, dan Kahitna.

Sementara itu, para pelatih peserta merupakan guru seni musik serta seniman angklung dari sanggar dan komunitas.

“Dengan melibatkan banyak peserta, maka UMKM di sektor angklung bisa ikut terdongkrak. Pasalnya, UMKM menjadi salah satu pilar perekonomian nasional. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang telah memberikan arahan dalam pengembangan UMKM sehingga naik kelas,” tegas Tri.

Ia melanjutkan, peran UMKM terbukti berkontribusi besar di masa krisis. Hal ini terlihat di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ekonominya masih bisa tumbuh meski dihantam pandemi berkat adanya UMKM.

Ia pun membahas bahwa dukungan pemerintah terhadapUMKM juga ditunjukkan oleh kebijakan minimal 40 persen alokasi anggaran pengadaan barang/jasa untuk membeli produk UMKM. Selain itu, ada pula Gerakan Bangga Buatan Indonesia dan imbauan penggunaan produk dalam negeri yang dilakukan secara berkelanjutan hingga saat ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau