Advertorial

Kesehatan Generasi Muda Jadi Kunci Penting bagi Indonesia dalam Atasi Stunting

Kompas.com - 11/08/2023, 10:46 WIB

KOMPAS.com – Kualitas kesehatan anak muda Indonesia memegang peranan penting dalam pencegahan tengkes atau stunting di Indonesia.

Oleh karena itu, memastikan generasi muda Indonesia memiliki kesehatan yang optimal dapat membantu mencegah stunting.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Nursodik Gunarjo mengatakan, stunting saat ini menjadi permasalahan serius yang mengancam sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertajuk Genbestival yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara 1 Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (10/8/2023).

Namun, sambung Nursodik, stunting dapat dicegah dengan memastikan generasi muda Indonesia memiliki kesehatan yang optimal.

“Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, SDM merupakan kunci utama untuk menjadikan Indonesia kompetitif di tingkat global. Adapun SDM berkualitas harus didukung oleh generasi yang sehat agar Indonesia mampu berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara lain,” ujar Nursodik dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (11/8/2023).

Nursodik menambahkan, masalah stunting adalah tantangan serius yang harus bisa diatasi. Sebab, pertumbuhan fisik dan mental yang terhambat akibat stunting dapat menghalangi generasi muda untuk mencapai potensi maksimalnya.

Stunting membuat pertumbuhan fisik dan mental terhambat. Jika generasi muda terkena stunting, maka nanti kita tidak akan mampu menjadi generasi yang kuat dan sehat untuk mengemban tugas menuju Indonesia Emas 2045,” kata Nursodik.

Sementara itu, dokter spesialis gizi klinis dr Putri Sakti menuturkan bahwa stunting tidak bisa disembuhkan. Maka dari itu, stunting harus dicegah sedini mungkin mulai dari remaja.

Stunting tidak bisa disembuhkan karena ini kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak usia dua tahun ke bawah akibat kekurangan nutrisi jangka kronis. Sekali terganggu, anak akan mengalami gangguan perkembangan otak. Padahal, 80 persen perkembangan otak terjadi di dua tahun ke bawah,” tutur dr Putri.

Salah satu langkah pencegahan yang dapat dilakukan para remaja, khususnya remaja putri yang berusia di atas 12 tahun dan sudah menstruasi, adalah rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali.

“Mengonsumsi TTD wajib dilakukan karena anemia pada remaja putri sebagai calon ibu itu berperan penting. Nanti, jika mereka mengalami kekurangan sel darah merah, maka akan memicu risiko aliran darah nutrisi ke janin kurang optimal dan berpotensi menyebabkan stunting,” jelas Putri.

Sebagai informasi, Genbestival merupakan rangkaian dari kegiatan diseminasi dan informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting yang dilakukan oleh Kemenkominfo.

Acara tersebut memiliki format berbeda, yakni dengan menghadirkan Genbest Talk dan telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia.

Jika Genbest Talk berbentuk forum talk show bersama narasumber ahli, maka Genbestival mengusung konsep pertunjukan seni.

Genbestival di Tangsel pun diisi dengan pertunjukan seni dari para siswa SMA dan SMK, serta kuis cerdas cermat mengenai stunting yang disertai dengan penjelasan dari narasumber ahli.

Terkait kampanye penurunan angka stunting, Kemenkominfo telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) sejak 2019 .

Kampanye itu adalah inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

Genbest selalu berusaha mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, dan reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau