Advertorial

Kenakan Pakaian Kebesaran Adat Melayu, Mendagri Pimpin Upacara HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di Kabupaten Natuna

Kompas.com - 17/08/2023, 21:42 WIB

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Pantai Piwang, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (17/8/2023).

Dalam kesempatan itu, Mendagri mengenakan pakaian kebesaran adat Melayu dengan nuansa warna hitam dan kuning keemasan. Pakaian adat serupa juga turut dikenakan oleh Istri Mendagri, Tri Tito Karnavian, yang hadir mendampingi.

Upacara tersebut diikuti oleh perwakilan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Satpol PP, TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perhubungan, organisasi masyarakat, mahasiswa, dan pelajar Kabupaten Natuna.

Selain itu, upacara turut disaksikan oleh masyarakat setempat yang memadati sekitar lokasi upacara.

"Hari ini saya selaku Mendagri sekaligus Kepala BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) hadir di sini untuk menjadi Inspektur Upacara. Saya sudah meminta izin kepada Bapak Presiden untuk melaksanakan upacara di Natuna ini," ujar Mendagri kepada awak media setelah upacara berlangsung.

Mendagri mengatakan, Natuna merupakan daerah terluar yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia. Karena itu, Presiden memberikan izin kepada dirinya untuk hadir menjadi Inspektur Upacara HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Kabupaten Natuna.

Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan tersebut dapat semakin memperkuat rasa nasionalisme di Kabupaten Natuna termasuk di Provinsi Kepri.

Upacara ini juga sekaligus menjadi simbol kedaulatan, khususnya di daerah perbatasan. "Karena ini hari yang sangat bersejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78," ujarnya.

Mendagri sangat mengapresiasi pelaksanaan upacara tersebut karena berlangsung tertib.

Apresiasi lebih juga diberikannya kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) lantaran peran krusial mereka pada detik-detik pengibaran bendera yang menjadi bagian paling kritis dan ditunggu-tunggu banyak pihak.

"Tapi kita melihat hampir sempurna, jadi tidak kalah dengan ada yang di Istana (Negara)," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mendagri juga menyerahkan secara simbolis 1.000 bendera merah putih kepada Bupati Natuna Wan Siswandi.

Penyerahan itu merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih yang diinisiasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, kehadiran Mendagri sebagai Inspektur Upacara menjadi penyemangat bagi masyarakat Natuna untuk terus membangun daerahnya lebih baik.

Dirinya menyampaikan terima kasih kepada jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), TNI, Polri, seluruh masyarakat, dan pihak terkait lainnya yang telah menyukseskan kegiatan tersebut.

"Mudah-mudahan sekali lagi kehadiran Pak Menteri memacu semangat kita untuk terus menjadikan Natuna ke depan lebih maju dan lebih berkembang," tandasnya.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri, Ketua Pengadilan Tinggi Kepri, Kepala Badan Intelijen Daerah (Binda) Kepri, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kepri, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Kepri, Kepala OPD Kabupaten Natuna, serta berbagai pihak terkait lainnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau