Advertorial

Menilik Manfaat Penerapan Green Technology bagi Keberlanjutan Bumi

Kompas.com - 29/08/2023, 11:36 WIB

KOMPAS.com – Dunia industri didorong untuk segera mengimplementasikan green technology atau teknologi ramah lingkungan pada setiap aspek usahanya demi keberlanjutan Bumi. Kenyataannya, pengimplementasian teknologi tersebut tidak berjalan mulus.

Head of Industrial Engineering Binus University Semarang Rida Zuraida mengatakan, pengimplementasian green technology merupakan sikap bijak demi Bumi. Hal ini pun sudah mendesak untuk segera dilakukan, mengingat suhu Bumi kian memanas.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu Bumi meningkat 2,5 derajat Celsius dalam 40 tahun terakhir akibat pemanasan global. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti produksi energi yang masif, deforestasi, proses manufaktur, gaya hidup yang konsumtif, dan transportasi.

General Manager Engineering PT Pura Barutama Dandi Zulkarnaen mengatakan bahwa teknologi ramah lingkungan menjadi kebutuhan urgen di Indonesia.

“(Pasalnya,) Indonesia saat ini memiliki reputasi sebagai negara penghasil sampah terbesar dunia,” ujar Dandi melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Meski demikian, penerapan teknologi ramah lingkungan di dunia terhambat oleh kemunculan polimer sintetik.

"Sepanjang 1950-2017, ada 9.200 juta ton plastik di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang (dapat) didaur ulang, yakni 700 juta ton. Sementara itu, jumlah plastik yang dibuang dan berupa sampah mencapai 5.300 juta ton,” terangnya.

Penumpukan sampah tersebut, lanjutnya, menimbulkan beberapa dampak buruk bagi lingkungan dan biota.

“Paus yang mati dengan tumpukan sampah plastik di dalam tubuhnya, bijih plastik yang belum diolah bercampur dengan pasir pantai di Australia,” kata Dandi mencontohkan.

Penerapan green technology dalam industri

Sebagai salah satu pelaku industri, Dandi menuturkan, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan. Perusahaan memanfaatkan buah jarak untuk pembuatan biodiesel dan kelapa sawit untuk bensin. Perusahaan juga menggunakan kompor biomassa.

“Kunci utama dalam penerapan teknologi ramah lingkungan tidak terletak pada kecanggihan teknologi. Selama aplikasinya bisa menjawab sebuah permasalahan, itu adalah teknologi,” jelas Dandi.

Meski begitu, Dandi juga mengakui kerap menemukan kendala, bahkan mengalami kegagalan, saat mengimplementasikan green technology. Padahal, Pura Barutama telah membangun badan usaha khusus dalam setiap proyek tersebut.

Karena itu, Dandi membeberkan tiga kunci utama yang dapat memengaruhi kesuksesan implementasi teknologi ramah lingkungan dalam industri.

Pertama, akses pasar yang jelas. Dandi menerangkan, kegiatan industri tak hanya berkaitan dengan proses produksi. Pelaku industri juga perlu memastikan bahwa setiap barang atau jasa yang dihasilkan mempunyai akses pasar yang jelas.

“Tanpa ada akses pasar, produk menjadi barang yang sia-sia,” ujarnya.

Kedua, efisiensi. Menurut Dandi, implementasi teknologi ramah lingkungan harus bisa memberikan efisiensi pada proses produksi. Jika tidak, kreasi green technology akan dinilai rendah pelaku industri lain.

“Bahkan, mereka menganggap, kreasi green technology itu sebagai produk yang sia-sia,” jelasnya.

Ketiga, inovasi. Dandi menekankan, inovasi tak harus berupa fitur canggih. Inovasi juga bisa berbentuk cara pemanfaatan yang relatif baru.

Selain ketiga hal tersebut, para pelaku industri juga perlu berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait.

Pemerintah punya peran terkait penerapan kebijakan. Sementara itu, pendidikan tinggi turut menjadi pihak yang berperan secara langsung dalam mendorong kesuksesan implementasi teknologi ramah lingkungan.

Oleh karena itu, Binus University melalui Industrial Engineering Program yang hadir di Binus Kemanggisan dan Binus Semarang turut menerapkan pembelajaran mengenai green technology.

Partisipasi dari pemerintah dan masyarakat menjadi pemicu para pelaku industri untuk melakukan penelitian dan menemukan inovasi baru. Harapannya, Bumi jadi lebih sehat dan manusia merasakan kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau