KOMPAS.com – Apakah anak Anda mengalami masalah makan? Hal ini merupakan masalah yang kerap dialami orangtua. Bukan hanya mengonsumsi jenis makanan tertentu (picky eater), terkadang anak-anak juga menolak untuk mengonsumsi makanan apa pun.
Masalah makan ini merupakan salah satu perilaku normal yang bisa terjadi pada anak. Hal ini mungkin disebabkan karena anak belum terbiasa dengan rasa dan tekstur makanan atau belum pernah mencoba jenis makanan tertentu.
Namun, jika kondisi tersebut berlangsung dalam waktu lama, orangtua perlu waspada. Pasalnya, kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan anak.
Anak yang menolak untuk makan secara berkepanjangan tidak bisa mendapatkan nutrisi lengkap, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin dari makanan. Padahal, nutrisi ini dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan optimalnya.
Namun, sebelum mencoba mengatasi kondisi anak yang tidak mau makan, ada baiknya orangtua mencari tahu terlebih dahulu alasan di balik hal tersebut. Sebab, anak yang menolak untuk makan apa pun bisa disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, sensori lebih sensitif. Dilansir dari laman verywellhealth.com, anak-anak memiliki kemampuan indra pengecap dua kali lebih banyak dari orang dewasa. Karena itu, indra perasa mereka lebih sensitif, terutama untuk makanan dengan rasa yang kuat dan pahit.
Bahkan, beberapa anak membuat keputusan tentang makanan tidak hanya berdasarkan rasa, tetapi juga informasi yang dikumpulkan dari indra lain. Anak-anak bisa saja menolak makanan tertentu karena tekstur, aroma, tampilan, dan warnanya.
Kedua, kehilangan nafsu makan. Kehilangan nafsu makan pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya, sakit yang dialami anak, misalnya sakit perut atau konstipasi. Dilansir dari laman mybrightwheel.com, fase perkembangan anak juga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan.
Sebagai contoh, Si Kecil yang sedang tumbuh gigi biasanya akan melalui fase sulit makan, bahkan hilang nafsu untuk makan. Hal ini bisa terjadi karena Si Kecil merasakan sakit atau nyeri pada bagian gusinya karena ada gigi yang baru tumbuh.
Ketiga, terlalu banyak distraksi saat makan. Memperbolehkan kehadiran tablet, smartphone, atau mainan saat waktu makan dapat menyebabkan anak kehilangan minat untuk menyantap makanan yang disajikan.
Akibatnya, anak-anak bisa jadi menolak untuk makan atau makan terlalu sedikit ketika terlalu banyak distraksi.
Apa yang bisa dilakukan orangtua?
Kondisi anak yang menolak untuk makan bisa membuat orangtua cemas, bahkan frustrasi. Namun, hal ini sebenarnya bisa diatasi. Daripada memaksa anak untuk menyantap makanannya, ada beberapa upaya lain yang dapat dilakukan orangtua.
Pertama, buat waktu makan menyenangkan untuk anak. Dilansir dari laman verywellhealth.com, orangtua bisa mencoba memberikan beragam jenis makanan dengan tampilan menarik pada anak, termasuk varian makanan baru.
Kedua, libatkan anak saat menyiapkan makanan. Mengutip dari laman healthline.com, orangtua bisa mengajak anak untuk terlibat saat menyiapkan makanannya, mulai dari menentukan menu, berbelanja bahan makanan, hingga memasak. Dengan begitu, anak-anak akan lebih antusias untuk mencicipi dan menikmati makanannya.
Ketiga, sertakan makanan favorit anak. Untuk memperkenalkan jenis makanan baru kepada anak, orangtua bisa menyajikannya bersama dengan salah satu makanan favoritnya. Meskipun pada awalnya anak mungkin menolak makanan baru, Anda bisa terus mencoba menyajikannya sehingga anak terbiasa dengan makanan tersebut.
Itulah beberapa penyebab anak menolak makan dan kiat yang dapat dilakukan orangtua untuk mengatasinya. Meski tidak mudah, Anda tetap harus mencoba agar nafsu makan anak kembali.
Bila perlu, orangtua juga dapat memberikan asupan nutrisi tambahan sehingga dapat meningkatkan nafsu makan anak dan membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Salah satu nutrisi tambahan yang bisa Anda berikan kepada anak adalah susu Morinaga Morigro. Susu pertumbuhan untuk anak usia 1-12 tahun ini memiliki formula GROMAX yang dapat membantu mengoptimalkan asupan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak.
Morinaga Morigro juga mengandung minyak ikan yang membantu meningkatkan nafsu makan. Selain itu, ada pula berbagai nutrisi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian anak. Berbagai formula itu adalah prebiotik dan probiotik, 14 vitamin dan 9 mineral, AA, DHA, omega 3 dan 6, kalsium tinggi, vitamin D, serta protein energy ratio 12 persen.
Protein energi rasio merupakan persentase energi protein dalam makanan, yaitu rasio energi protein terhadap total energi makanan.
Dalam rasio tersebut, 1 gram protein menyediakan 4 kilokalori (kkal) atau 16,7 kilojoule (kJ) energi untuk metabolisme tubuh.
Morinaga Morigro hadir dengan dua pilihan rasa yang rendah gula, yakni Madu dan Vanilla. Dengan kandungan tersebut, susu Morinaga Morigro dapat menjadi pilihan orangtua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.
Jadi, orangtua tidak perlu panik saat anak menolak makan. Tetap coba berikan hal baru yang menyenangkan bagi anak serta berikan nutrisi tambahan yang bisa meningkatkan nafsu makan dan mendukung tumbuh kembangnya.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai susu Morinaga Morigro, silakan kunjungi tautan ini.