Advertorial

Arsitektur UPH dan Holcim Foundation Adaptasi Warisan Budaya Joglo

Kompas.com - 06/09/2023, 15:57 WIB

KOMPAS.com - Seni arsitektur dan bangunan telah lama menjadi warisan budaya Indonesia. Salah satunya adalah rumah adat Jawa yang dikenal dengan joglo.

Dengan perkembangan teknologi, Joglo juga mengalami transformasi dalam hal teknik dan seni arsitektur kontemporer.

Untuk itu, Holcim Foundation For Sustainable Construction bekerja sama dengan Program Studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk mengubah salah satu joglo yang telah terbengkalai demi kelestarian warisan budaya ini.

Lewat kerja sama tersebut, joglo yang tidak digunakan akan dipindah dan diubah menjadi ruang komunitas. Pada akhirnya, ruang ini akan digunakan secara khusus untuk latihan tari di Padepokan Sekar Djagad yang didirikan oleh Hajar Wisnu Satoto.

Selain itu, untuk menggali potensi adaptasi yang dapat dilakukan guna melestarikan joglo, Prodi Arsitektur UPH dan Holcim Foundation menyelenggarakan forum diskusi bertajuk Ad Rem: Adaptation in Architecture yang diselenggarakan secara daring dan luring dari Bentara Budaya Jakarta (Kompas Gramedia) pada Sabtu (26/8/2023).

Acara diskusi tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta, baik dari dalam maupun luar negeri.

Peserta internasional yang mengikuti acara secara daring berasal dari 28 negara. Mereka berasal dari Swiss, Australia, Bangladesh, India, Italia, Meksiko, Vietnam, Brazil, Argentina, Mesir, dan lainnya.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Arsitektur UPH, Andreas Yanuar Wibisono, ST, MArs, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi dari kerja sama yang sudah terjalin antara UPH dengan Holcim Foundation lewat penandatanganan letter of intent (LoI).

“Proyek Ad Rem ini sedang dalam tahap riset dan adaptasi joglo siap dimulai pada Januari 2024. Adaptasi Joglo juga akan menjadi materi mata kuliah ‘Studio Riset Arsitektur 4’ selama Agustus-Desember 2023. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa Arsitektur UPH akan diajak melakukan riset dan eksperimen. Selanjutnya, pada Januari-April 2024, proyek ini akan dikembangkan dalam konteks yang berbeda pada mata kuliah Studio Desain Arsitektur 4. Jacky Thiodore, SArs, MArch. dan Dani Hermawan, MArch, serta dua dosen Arsitektur UPH akan mengajar mata kuliah secara langsung,” ucap Andreas.

Forum diskusi Ad Rem: Adaptation in Architecture

Forum diskusi Ad Rem: Adaptation in Architecture dibuka dengan presentasi filosofi Joglo dari Kepala Ahli Warisan Budaya Jawa Tengah Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Prof Ir Totok Rusmanto, presentasi material dan tektonik oleh perwakilan dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia Mohamad Cahyo Novianto,, dan presentasi studi kasus yang dibawakan oleh sebagai perwakilan mamostudio Adi Purnomo.

Diskusi tersebut membawa titik terang tentang budaya dan serba-serbi bangunan yang hingga kini masih dijaga kelestariannya. Dijelaskan pula bahwa joglo merupakan tipe bangunan daerah Jawa yang terdiri dari struktur kayu.

Holcim Foundation dan UPH Bersatu Demi Kelestarian JogloDok. UPH Holcim Foundation dan UPH Bersatu Demi Kelestarian Joglo

Forum tersebut juga turut membahas adaptasi pembangunan joglo yang mengikuti perubahan zaman. Salah satunya lewat paparan dari Prof Totok Rusmanto yang menjelaskan seputar modernisasi joglo, seperti penambahan beton di bagian tertentu.

“Di zaman sekarang pun tidak semua bagian Joglo terbuat dari kayu jati. Ada berbagai macam kayu yang digunakan,” ujar Cahyo.

Di kesempatan itu, Holcim Foundation yang diwakili oleh tiga ambasadornya, yaitu Principal Architect di SASO Architecture Studio Andi Subagio, Asisten Profesor Universitas Seoul Namjoo Kim, dan Senior Editor di Azure Magazine Stefan Novakovic hadir dalam forum diskusi. Melalui forum ini, Holcim Foundation memaparkan empat tujuan dari proyek Ad Rem, yaitu:

  1. Memberi dampak di bidang arsitektur, yaitu dengan restorasi bangunan warisan budaya yang terbengkalai.
  2. Memberi dampak bagi masyarakat, yaitu dengan mengedukasi generasi penerus tentang sejarah dan pentingnya warisan budaya di Indonesia.
  3. Memberi dampak bagi komunitas dan budaya, yaitu dengan memberi dukungan bagi komunitas kebudayaan lewat restorasi bangunan warisan budaya.
  4. Memberi dampak bagi industri dan pendidikan, yaitu dengan mengajak Prodi Arsitektur UPH dan Arsitek untuk mengembangkan metode konstruksi bangunan warisan budaya yang terbengkalai dengan teknologi digital.

Kolaborasi antara Prodi Arsitektur UPH dan Holcim Foundation dalam program Ad Rem merupakan wujud nyata misi Arsitektur UPH untuk melibatkan mitra industri. Keterlibatan mitra industri ini memastikan Arsitektur UPH selalu memberikan materi pengajaran yang relevan dengan tren atau kebutuhan industri.

Terlebih lagi, program tersebut juga menjadi wadah kolaborasi bagi para dosen dan mahasiswa untuk semakin memperkaya wawasan dan pengalaman.

Hal itu juga menjadi bukti komitmen UPH yang memfasilitasi mahasiswa untuk siap menjadi lulusan berdaya saing tinggi, kompeten, dan mampu menjadi pemimpin yang mendorong transformasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau