KOMPAS.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membawa pulang dua penghargaan internasional di ajang Asian Technology Excellence Awards 2023 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, Senin (18/09/2023). Dua penghargaan ini didapat berkat inovasi teknologi yang dilakukan BPJS Kesehatan.
Penghargaan pertama yang didapat BPJS Kesehatan adalah Indonesia Technology Excellence Award for AI – Healthcare for the Leveraging the Power of AI to Reduce Member Churn for the Informal Sector in JKN Project.
Penghargaan kedua diraih BPJS Kesehatan pada kategori Indonesia Technology Excellence Award for Big Data – Healthcare for the Enhancing Strategic Policy Making with a Healthcare Analytical Dashboard for Local Governments.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan mengatakan, pencapaian tersebut menunjukkan komitmen BPJS Kesehatan dalam memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat.
Edwin menambahkan, BPJS Kesehatan memadukan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan big data untuk memperbaiki kolektibilitas peserta informal. Kedua teknologi ini juga ditujukan untuk memberikan kontribusi berarti dalam penyusunan kebijakan kesehatan di tingkat daerah.
BPJS Kesehatan juga memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kolektibilitas iuran peserta melalui telecollecting. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengingat kepada peserta agar mereka bisa membayar tepat waktu,” kata Edwin dalam siaran pers kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023).
Edwin melanjutkan, telecollecting bertujuan untuk memperkuat upaya kolektibilitas iuran serta memastikan keterjangkauan dan aksesibilitas layanan kesehatan untuk pekerja di sektor informal. Selain itu, upaya ini juga mendorong keterlibatan aktif peserta untuk menjaga keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan rutin membayar iuran tepat waktu.
Dengan peningkatan jumlah kepesertaan, ekosistem JKN ikut pula semakin membesar. Untuk itu, BPJS Kesehatan mengaplikasikan teknologi informasi big data berbasis artificial intelligence (AI).
“Penerapan digitalisasi layanan kesehatan diharapkan tidak hanya berimbas pada kemudahan layanan yang dirasakan peserta ataupun stakeholder, tetapi juga pada keberlangsungan BPJS Kesehatan dan Program JKN, baik saat ini maupun di masa mendatang. Digitalisasi merupakan investasi yang diharapkan mampu menjawab perubahan kebutuhan akibat perkembangan zaman,” tambah Edwin.
Luncurkan i-Care JKN
BPJS Kesehatan, lanjut Edwin, juga telah meluncurkan aplikasi i-Care JKN. Aplikasi ini memberikan kemudahan akses fasilitas kesehatan untuk melihat riwayat pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama setahun terakhir.
Melalui i-Care JKN, dokter dapat merencanakan pengobatan yang tepat berdasarkan data yang lebih real-time, terkini, dan faktual. Dengan demikian, dokter bisa memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Efisiensi pelayanan kesehatan juga bisa ditingkatkan.
Selain manfaat bagi tenaga medis, jelasnya lagi, i-Care JKN juga memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antardokter, terutama ketika pasien diarahkan ke dokter atau spesialis lain.
“Aplikasi ini terhubung dengan aplikasi P-Care dan SIM RS melalui skema bridging sehingga memungkinkan pertukaran informasi yang lebih lancar antar berbagai penyedia layanan kesehatan,” tambah Edwin.
Selain dokter, peserta JKN juga dapat langsung mengakses i-Care JKN melalui aplikasi Mobile JKN. Dengan demikian, peserta JKN bisa dengan mudah melihat riwayat pelayanan yang diberikan di fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun lanjutan.
Edwin berharap, beragam inovasi berbasis digital yang dihadirkan BPJS Kesehatan bisa menciptakan pelayanan yang makin mudah, cepat, dan setara.