Advertorial

Usung Konsep Green Energy, Kawasan Tunas Prima Industrial Estate Diprediksi Mampu Serap 15.000 Karyawan

Kompas.com - 20/09/2023, 09:38 WIB

KOMPAS.com –Tunas Group kembali menghadirkan terobosan inovatif anyar kawasan industri modern ramah lingkungan Tunas Prima Industrial Estate (TPIE) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Mengusung konsep sustainable future, kawasan industri TPIE menggunakan 100 persen energi bersih lengkap dengan infrastruktur hijau berkelanjutan.

Guna mewujudkan inovasi tersebut, Tunas Group meresmikan groundbreaking kawasan serta penandatanganan memorandum of understanding (MoU). Peresmian ini disertai pula dengan penanaman pohon di kawasan industri tersebut pada Selasa (19/9/2023).

Untuk diketahui, TPIE merupakan kawasan industri keenam yang dikembangkan Tunas Group. Kawasan ini dilengkapi infrastruktur pendukung pelayanan publik serta aksesibilitas mudah dijangkau di Kota Batam.

Adapun konsep sustainable future pada kawasan tersebut mengedepankan pengembangan kawasan industri yang dirancang untuk menyediakan tempat kerja modern, efisien, serta ramah lingkungan.

3D Pengembangan Tunas Prima Industrial EstateDok. Tunas Group 3D Pengembangan Tunas Prima Industrial Estate

Inovasi tersebut sejalan dengan fenomena perubahan iklim yang tengah melanda dunia serta berdampak ke berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

Head of Business Development Tunas Group Chrispin Andereas mengatakan, kawasan industri Tunas Prima dibangun di atas lahan seluas 100 hektare (ha) bersertifikasi.

"Kawasan Industri Tunas Prima sedang menuju sertifikasi Green Mark for Districts yang diterbitkan oleh BCA International serta sertifikat Greenship Neighborhood yang dikeluarkan Green Building Council Indonesia (GBCI)," ujar Chrispin dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Chrispin menjelaskan, sumber energi yang digunakan di kawasan tersebut berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

Adapun energi tersebut bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam yang sudah dilengkapi dengan Renewable Energy Certificates (RECs).

"Sumber kelistrikan tersebut nantinya bisa digunakan oleh seluruh tenant yang beroperasi di dalam kawasan industri TPIE. Fasilitas ramah lingkungan ini merupakan wujud nyata dalam upaya mengurangi emisi karbon di Tanah Air," terangnya.

Sejalan dengan hal tersebut, PLN Batam bakal membangun PLTS terapung terbesar di Kepri yang didedikasikan untuk pasokan energi listrik bersih ke kawasan industri TPIE dengan layanan premium.

Lebih lanjut, Chrispin menambahkan, TPIE menjadi kawasan industri pertama di Indonesia yang mampu menyediakan kebutuhan energi listrik bersih bagi perusahaan. Hal ini mencakup penggunaan air dan pengolahan limbah yang baik untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

"Kawasan industri TPIE menjalankan skema pengolahan air 3R, yakni reduce, reuse dan recycle. Hal ini menjadi bukti komitmen Tunas Group dalam upaya menciptakan ekosistem hijau," imbuhnya.

Selain itu, Chrispin juga menyampaikan dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat Kota Batam. Salah satunya, ketersediaan lapangan pekerjaan baru serta transferable skill.

"Bila kawasan Tunas Prima selesai dibangun, maka diperkirakan dapat menyerap lebih dari 15.000 karyawan," kata dia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau