Advertorial

Atasi Kelangkaan Komoditas, Kemendagri Dorong Masyarakat untuk Diversifikasi Pangan

Kompas.com - 06/10/2023, 17:03 WIB

KOMPAS.com - Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yudia Ramli mendorong masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan.

Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi kelangkaan komoditas beras akibat fenomena El Nino serta mengurangi ketergantungan akan jenis pangan tertentu.

Seperti diketahui, kondisi kemarau berkepanjangan atau El Nino telah menyebabkan produksi beras dalam negeri berkurang. Akibatnya, harga beras pun mengalami kenaikan.

“Indonesia memiliki banyak komoditas pangan yang dapat menjadi sumber karbohidrat yang menyehatkan selain beras. Diversifikasi pangan diharapkan bisa menekan permintaan terhadap beras sehingga harga lebih dapat stabil,” ujar Yudia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (6/10/2023).

Beberapa bahan pangan yang dapat dimanfaatkan adalah sagu, keladi, kentang, dan sukun. Semua komoditas ini juga punya kandungan yang baik bagi kesehatan

“Dalam beberapa minggu terakhir, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga mengonsumsi makanan selain nasi, seperti jagung dan ubi jalar. Kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan aneka pangan itu bisa menjadi salah satu sumber karbohidrat yang menyehatkan,” kata Yudia.

Pemerintah, lanjut Yudia, akan terus berupaya mengendalikan pasokan beras dalam negeri. Berbagai strategi diterapkan, salah satunya rutin menggelar gerakan pangan murah atau operasi pasar murah.

Pemerintah juga akan terus berupaya memastikan stok beras terpenuhi dengan melakukan impor ataupun menyerap hasil panen dalam negeri.

Selain mendorong keragaman pangan, Kemendagri juga secara rutin menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi bersama kementerian atau lembaga terkait dan pemerintah daerah (pemda) sejak Selasa (23/8/2022).

Rakor tersebut diadakan sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi pada Kamis (18/8/2023) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Forum tersebut diadakan untuk membantu mengatasi kondisi inflasi terkini sekaligus komoditas yang menjadi penyebab inflasi.

“Melalui forum tersebut, berbagai permasalahan dibahas, seperti harga beras dan dicarikan solusi terbaiknya. Kami melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan telah memperkuat sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah,” terangnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau