Advertorial

Pelajari Sistem Legislatif Indonesia, Dewan Undangan Negeri Sabah Kunjungi DPRD DKI Jakarta

Kompas.com - 18/10/2023, 20:02 WIB

KOMPAS.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta menerima kunjungan Dewan Undangan Negeri Sabah, Malaysia, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani menerima secara langsung rombongan sejumlah 12 orang tersebut.

Adapun rombongan Dewan Undangan Negeri Sabah yang hadir terdiri dari dua pejabat legislatif perwakilan Dewan Undangan Negeri Sabah, dua orang Sekretaris Dewan Undangan Negeri Sabah, enam staf Dewan Undangan Negeri Sabah, serta dua perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Malaysia.

Ketua Dewan Undangan Negeri Sabah Datuk Seri Panglima HJ Kadzim bin Hj Yahya mengatakan, selain mempererat hubungan diplomatik, kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui sistem legislatif Indonesia yang telah diimplementasikan di DKI Jakarta.

“Tujuan kami (mengunjungi DPRD DKI Jakarta) untuk mengetahui perbandingan sistem yang diamalkan di Indonesia dan sistem legislatif yang diamalkan di Malaysia,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Kadzim mengatakan, dirinya mendapat banyak pengetahuan setelah berdiskusi bersama ketua, sejumlah pimpinan komisi, anggota, dan sekretaris DPRD DKI Jakarta.

"Insyaallah, ada kebaikan yang dapat digunakan dari tempat kami. Mungkin, kami dapat menyarankan kepada pemerintah (beberapa ilmu yang dapat diterapkan), meskipun tidak secara menyeluruh. Kami akan coba mencari sistem mana saja yang bisa digunakan," terangnya.

Pada kesempatan itu, Prasetyo menjelaskan, DPRD DKI Jakarta memiliki sembilan fraksi serta 106 dewan yang terdiri dari lima pimpinan dan 101 anggota.

Menurutnya, dalam menentukan suatu kebijakan, DPRD DKI Jakarta menggunakan skema bottom-up. Melalui skema ini, aspirasi rakyat ditampung dalam musyawarah dan reses untuk kemudian disiapkan dalam bentuk rencana kerja anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Tanggung jawab kami (ada) pada rakyat. Apa yang diperlukan rakyat sebisa mungkin kami wujudkan,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Rany. Ia mengatakan, DPRD dalam membuat atau memutuskan suatu kebijakan pasti mempertimbangkan kepentingan masyarakat.

Menurut Rany, pihaknya bekerja sebagai wakil rakyat untuk menyejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, DPRD DKI Jakarta bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan sesuai aspirasi masyarakat.

“Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat mempererat hubungan antara DPRD DKI Jakarta dengan Dewan Undangan Negeri Sabah sehingga dapat saling belajar tentang pemahaman sistem legislatif dan nilai budaya yang melandasi kedua negara,” ujarnya.

Untuk diketahui, usai bersilaturahmi dan berdiskusi, jajaran Dewan Undangan Negeri Sabah menyambangi ruang rapat Paripurna serta melihat rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta di bidang perekonomian dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta. (***)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau