KOMPAS.com –Stunting saat ini bukanlah sekadar fenomena yang berkaitan dengan gangguan kesehatan biasa. Masalah ini telah menjadi ancaman untuk kehidupan bangsa Indonesia ke depan.
Sebab, stunting tidak hanya berimbas pada pertumbuhan fisik anak-anak, tapi juga pertumbuhan intelektual mereka.
Oleh karena itu, diperlukan peran dari generasi muda untuk turut serta dalam menurunkan angka prevalensi stunting.
“Bapak Presiden Joko Widodo berharap agar angka stunting di Indonesia dapat turun dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 14 persen pada 2024. Ini tentu saja pekerjaan berat bagi kita kalau tidak didukung oleh adik-adik generasi muda,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Nursodik Gunarjo, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/10/2023).
Berbicara pada forum diskusi Genbest Talk bertema “Atasi Stunting, Pahami Sanitasi dan Nutrisi Penting” di Lombok Utara, Kamis, Nursodik berharap hal itu dapat menjadi eprhatian para generasi muda.
Sebagai informasi, forum diskusi Genbest Talk dilakukan di Lombok Utara karena kabupaten ini memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
Berdasarkan data Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, Kabupaten Lombok Utara memiliki angka prevalensi stunting 35,9 persen. Adapun provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada pada angka 32,7 persen.
Tingginya angka stunting di NTB menjadikan Pemerintah memberi perhatian serius dengan memasukkan provinsi ini sebagai salah satu dari 12 provinsi prioritas penurunan stunting.
Oleh karena ituMaka tak heran kalau generasi muda yang kelak menjadi calon orang tua di masa depan serta sebagai agent of change perlu mengetahui cara mencegah stunting sejak awal.
Anak muda dapat memulai dari hal yang sederhana, yakni memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang dan menjaga sanitasi.
Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, yang hadir sebagai narasumber mengamini mengenai pentingnya dalam mengetahui dan menerapkan nutrisi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Rita dalam kesempatan tersebut menyoroti bagaimana anak-anak muda saat ini menyukai minuman manis, padahal tidak baik bagi kesehatan.
“Kalau remaja mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, maka pada akhirnya pada saatnya hamil nanti berisiko mengalami kesulitan-kesulitan, misalnya morning sickness, diabetes gestasional, dan preeklamsia. Nanti kalau begitu akan berisiko melahirkan bayi stunting,” ujar Rita.
Rita juga berbagi cara untuk mendapatkan nutrisi penting yang baik bagi calon pengantin, yakni dengan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, serat, mineral, dan vitamin.
Rita mengingatkan generasi muda untuk mengonsumsi gula dan lemak secukupnya. Takarannya, dua sendok makan atau 26 gram per hari utuk gula.
Sanitasi untuk cegah stunting
Tak hanya soal pemenuhan nutrisi, faktor sanitasi juga memegang peranan penting dalam mencegah stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, dr Abdul Kadir, mengingatkan perlunya menjaga sanitasi yang baik untuk mencegah stunting. Salah satunya adalah dengan meminum air yang sudah dimasak.
Abdul juga menceritakan pola minum orang-orang di kabupatennya yang langsung meminum air dari sumber mata air, baik sumur maupun keran. Hal ini dijadikan kebiasaan oleh masyarakat lantaran menganggap bahwa air tersebut lebih segar.
Padahal, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara telah menyosialisasikan agar tidak meminum air mentah. Namun, sering kali hal itu tidak terlaksana karena sulitnya mengubah kebiasaan masyarakat.
“Kalau zaman dulu (yang airnya) bersih mungkin ya (sehat), (air) dari gunung sudah bersih dan segar. Tapi sekarang, orang buang air besar di sana, sumurnya dekat dengan septic tank. Bagaimana kita meyakinkan bahwa air tersebut bebas dari (bakteri Escherichia coli atau) E.coli? Oleh karena itu, air mentah itu harus dimasak. Tolong melalui (forum) ini, mari cegah stunting dengan minum air yang sudah dimasak,” jelas Abdul.
Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat).
Langkah tersebut merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas stunting.
Sebagai informasi, Genbest Talk di Lombok Utara merupkan salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.