Advertorial

Pembangunan Pabrik Papua Barat Jadi Wujud Komitmen Pupuk Kaltim Menguatkan Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 20/10/2023, 17:01 WIB

KOMPAS.com – Dalam rangka memperingati Hari Pangan 2023, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menunjukkan peran vitalnya dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia dengan berbagai inisiatif strategis.

Salah satu inisiatif yang dilakukan Pupuk Kaltim adalah mendirikan pabrik pupuk baru di kawasan industri Fakfak, Papua Barat. Pabrik yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Negara (PSN) ini dibangun untuk membantu memenuhi permintaan pasar yang terus bertumbuh serta peningkatan kebutuhan pupuk yang diperkirakan mencapai 6-7 juta ton pada 2030.

Pabrik pupuk yang dibangun nantinya mampu memproduksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan amonia sebesar 825.000 ton per tahun. Ditargetkan, proyek ini dapat memenuhi sekitar 70-80 persen atau sekitar 4,5 hingga 5 juta ton kebutuhan pupuk nasional ketika sudah beroperasi penuh.

Pupuk Kaltim sendiri menargetkan pengantongan pupuk pertama pabrik baru tersebut dilakukan bertepatan dengan ulang tahun ke-50 perusahaan pada 2027.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan, pembangunan pabrik pupuk di kawasan industri Fakfak, Papua Barat, menjadi salah satu upaya strategis pihaknya untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

“Dengan hadirnya proyek ini, kami juga berupaya meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, serta terjadinya pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Ini yang kami sebut sebagai multiplier effect,” ujar Budi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Selain pembangunan pabrik, imbuhnya, Pupuk Kaltim juga senantiasa memberikan edukasi dan bimbingan kepada para petani Indonesia untuk terus mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional.

Pupuk Kaltim secara konsisten menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional di antaranya melalui program Agrosolution dan Makmur. dok. Pupuk Kaltim Pupuk Kaltim secara konsisten menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional di antaranya melalui program Agrosolution dan Makmur.

Budi melanjutkan, Pupuk Kaltim juga secara konsisten menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satunya, melalui program Agrosolution dan Makmur. Dua program yang diinisiasi sejak 2020 ini, fokus menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan para petani serta memberikan pendampingan secara berkelanjutan.

Per September 2023, Pupuk Kaltim tercatat berhasil merealisasikan 48.585 hektare (ha) lahan dengan jumlah petani yang tergabung 17.682 orang melalui program Makmur.

Lewat program tersebut, petani binaan Pupuk Kaltim juga berhasil meningkatkan produktivitas hasil panen padi dan jagung rata-rata hingga 35 persen. Hal ini turut meningkatkan kesejahteraan petani lewat keuntungan hasil panen padi dan jagung yang meningkat rata-rata 52 persen.

Program Makmur telah dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, pada 2023, Pupuk Kaltim diamanatkan untuk mengelola program Makmur di seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua Barat.

Tak hanya pembangunan pabrik dan program Makmur, Pupuk Kaltim juga mewujudkan upaya menjaga ketahanan pangan nasional dengan selalu memastikan stok dan distribusi pupuk di Indonesia aman.

Berdasarkan data Pupuk Kaltim per September 2023, stok pupuk urea subsidi terkini mencapai 258.827 ton, NPK Phonska 46.465 ton, NPK Formula Khusus dan 10.106 ton. Seluruh stok ini telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim yang tersebar di sejumlah wilayah.

“Salah satu tanggung jawab utama Pupuk Kaltim adalah memastikan bahwa kesejahteraan para petani sebagai tiang utama ketahanan pangan nasional terus terjaga lewat ketersediaan pupuk. Di saat yang sama, kami juga terus memberikan dukungan melalui program-program berkelanjutan agar para petani dapat meningkatkan produktivitas mereka,” kata Budi.

Pada akhirnya, lanjut Budi, seluruh upaya yang dilakukan pihaknya dapat berdampak positif pada tingkat ketahanan pangan secara keseluruhan di Indonesia. Dengan demikian, melalui peningkatan produktivitas petani diharapkan, sektor pertanian nasional semakin kuat dan tangguh.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau