Advertorial

Bebaskan Rasa Sakit, Ini Cara Tangani Nyeri Pergelangan Tangan

Kompas.com - 30/10/2023, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Nyeri di pergelangan tangan sangat mengganggu karena dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Gejala ini kerap terjadi di sisi kelingking atau jempol. Adapun tanda gejala ini adalah bengkak di pergelangan tangan atau tonjolan tulang di pergelangan sisi kelingking.

Penderita kerap merasakan nyeri saat memutar pergelangan tangan ke arah luar, menggenggam, atau mendorong suatu benda.

Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tangan dan Bedah Mikro Mayapada Hospital Bandung dr Realita Malik, SpOT (K) TLBM, MM mengatakan, nyeri di pergelangan tangan, khususnya di sisi kelingking, dapat terjadi karena cedera pada struktur di pergelangan tangan yang berfungsi untuk menahan beban.

Untuk diketahui, struktur tersebut bernama Triangular Fibrocartilage Complex (TFCC). TFCC berperan penting pada pergerakan, terutama saat memutar dan membengkokkan pergelangan tangan ke arah kelingking (ulnar deviasi).

 “TFCC berada di antara tulang penyusun telapak tangan dengan tulang pada sisi jari kelingking (tulang ulna) dan tulang ada sisi jempol (tulang radius),” ujar dr Malik dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Cedera pergelangan tangan atau TFCC, lanjut dr Malik, dapat disebabkan karena proses penuaan (degenerasi) serta melakukan aktivitas berat. Faktor-faktor tersebut pun berpotensi merobek TFCC.

Sebagai contoh, seseorang terjatuh saat membawa benda berat atau mengayun raket dengan gerakan memutar maksimal ke arah dalam ketika berolahraga badminton.

Ilustrasi anatomi TFCC. Dok. Mayapada Hospital Ilustrasi anatomi TFCC.

Dokter Malik melanjutkan bahwa cedera TFCC dapat didiagnosis melalui pengecekan riwayat aktivitas dan pemeriksaan fisik secara saksama. Pengecekan dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi yang ahli di bidang tangan dan ekstremitas atas (lengan).

“Dokter dapat mengetahui adanya perubahan posisi pada struktur tulang melalui rontgen atau melalui magnetic resonance imaging (MRI) untuk memvisualkan adanya kerusakan pada struktur TFCC dengan lebih jelas,” ujarnya.

Terkait penanganan, dr Malik mengatakan bahwa cedera TFCC dapat ditangani dengan tindakan nonoperasi. Tindakan penyembuhan bisa dilakukan dengan mengurangi aktivitas fisik dan pemberian obat antinyeri golongan Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS).

Selanjutnya, dokter akan memasang gips (casting) 6 sampai 8 minggu dan dilanjutkan dengan fisioterapi jika cedera terjadi karena olahraga.

Namun, apabila nyeri terus berlanjut, dokter akan melakukan bedah melalui artroskopi pergelangan tangan (wrist joint).

“Artroskopi berfungsi sebagai pemeriksaan final untuk mendiagnosis penyebab cedera sekaligus berfungsi sebagai tindakan bedah minimal invasif. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi keluhan nyeri dan meminimalisasi terjadinya komplikasi pascaoperasi,” papar dr Malik.

Untuk diketahui, dr Malik merupakan salah satu dokter spesialis ortopedi unggulan di Mayapada Hospital Bandung untuk menangani kasus-kasus ortopedi. Untuk mengetahui jadwal praktik dan berkonsultasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Mayapada Hospital Bandung.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau