Advertorial

Jadi Akselerator Pengentasan Stunting di Indonesia, Astra Dapat Penghargaan dari Tribun Network

Kompas.com - 02/11/2023, 17:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Upaya Astra dalam membantu pengentasan stunting di Indonesia melalui program Pengentasan Underweight mendapat apresiasi dari kelompok media di Indonesia, Tribun Network.

Astra pun ditetapkan sebagai salah satu penerima penghargaan Akselerator Entas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem 2023. Penghargaan ini diberikan kepada para tokoh, instansi, atau lembaga yang melakukan program nyata untuk mencegah stunting di Indonesia.

Penghargaan diberikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network Dahlan Dahi kepada Head of Communications and Partnership Astra Elmeirillia Lonna pada acara Pencanangan Inisiatif Gotong Royong untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Dahlan Dahi menjelaskan, penilaian untuk penerima penghargaan tersebut mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Menurutnya, terdapat tiga kategori yang menjadi pertimbangan dalam menentukan akselerator pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Pertama, kategori prevalensi balita stunting tinggi badan menurut umur. Kedua, kategori prevalensi berat badan dan tinggi badan. Ketiga, kategori prevalensi balita underweight berat dan menurut tinggi badan,” ujarnya.

Pengentasan Underweight

Adapun program Pengentasan Underweight dari perusahaan yang memiliki 274 anak perusahaan dan perusahaan asosiasi tersebut menyasar balita stunting agar status gizinya kembali normal.

Pelaksanaan program diawali dengan pemetaan wilayah sasaran untuk mendapatkan data balita underweight di 5 lokasi yang dipilih berdasarkan kondisi gizi wilayah tersebut.

Kelima lokasi yang menjadi sasaran program Pengentasan Underweight 2023 adalah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang, NTT, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, dan Kabupaten Sumedang, Jabar.

Setelah pemetaan, Astra melaksanakan pelatihan dan penguatan kapabilitas kader pendamping lapangan untuk pelaksanaan intervensi gizi kepada 50 balita underweight di masing-masing wilayah sasaran.

Intervensi gizi tersebut dilakukan berdasarkan permasalahan gizi yang dialami. Selain itu, dilakukan pula sosialisasi kepada orangtua balita, pemberian suplemen nutrisi berupa seng, protein (abon dan susu), serta buku monitoring. Adapun monitoring kondisi balita yang mendapat intervensi gizi dilakukan selama enam bulan.

Salah satu wilayah yang pernah menjadi sasaran program Pengentasan Underweight yang dilakukan Astra International adalah Kabupaten Rote Ndao, NTT. Melalui upaya intervensi gizi, Astra International melaksanakan program perbaikan gizi pada anak berusia 13-48 bulan di 11 Desa Binaan Astra yang memiliki balita stunting.

Dari total 88 balita sasaran yang mengalami stunting, program tersebut berhasil meningkatkan berat badan 62 persen balita dan menurunkan status stunting pada 17 persen balita.

Tanggung jawab bersama

Dalam sesi Bersama Entaskan Stunting (Beres), Wakil Presiden Indonesia KH Ma'ruf Amin menyatakan bahwa stunting merupakan salah satu permasalahan serius di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen.

Angka itu masih berada di atas standar prevalensi stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20 persen.

Untuk mengatasinya, kata Ma’ruf, pemerintah telah mencanangkan serangkaian program percepatan penurunan stunting selama lima tahun terakhir sejak 2018.

Melalui intervensi tersebut, prevalensi stunting ditargetkan turun menjadi 14 persen pada 2024.

“Berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari penajaman, perbaikan cakupan, (perbaikan) kualitas intervensi spesifik dan sensitif, hingga perbaikan sistem pendataan dan pelaporan,” kata Ma’ruf.

Tak hanya itu, imbuhnya, pemerintah juga memastikan keterlibatan aktif berbagai lembaga non-pemerintah, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, dan lembaga swadaya masyarakat.

Pada kesempatan sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masalah kesehatan, seperti stunting, merupakan tanggung jawab bersama. Masalah ini tidak mungkin bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Akan tetapi, harus diselesaikan secara inklusif dengan melibatkan seluruh kelompok masyarakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau