Advertorial

Tangani Banjir di Jakarta, DPRD Dorong Pemprov Segera Berkoordinasi dan Optimalisasi Sumber Daya

Kompas.com - 07/11/2023, 14:26 WIB

KOMPAS.com - Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta meminta pemerintah provinsi (Pemprov) segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Koordinasi diperlukan untuk mengoptimalisasi sistem pengendali banjir, seperti operasional Waduk Ciawi dan Sukamahi serta sodetan kali Ciliwung.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, upaya mitigasi dengan menggencarkan koordinasi sangat diperlukan, mengingat tingginya curah hujan di Jakarta.

Apalagi, puluhan rukun tetangga (RT) di Jakarta sempat terendam banjir akibat hujan lebat dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Minggu (5/11/2023).

“Pesan kami kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) adalah harus segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Ini agar bendungan bendungan yang sudah dibangun bisa lebih efektif untuk mengatasi banjir di Ibu Kota,” ujar Abdurrahman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

Sementara itu, Anggota Komisi D lain, yakni Pantas Nainggolan juga mengimbau agar Dinas SDA Pemprov DKI Jakarta perlu mengoptimalkan sarana dan prasarana, seperti menyiagakan unit pompa di banyak lokasi.

"Semua pompa harus disebar dan dipastikan siaga di berbagai lokasi. Kemudian, sodetan-sodetan yang baru juga harus berjalan sesuai yang direncanakan. Petugas-petugas juga wajib siaga,” kata Pantas.

Menanggapi imbauan Komisi D DPRD DKI Jakarta, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Hendri menjelaskan bahwa saat ini terdapat lima upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh pihaknya.

Pertama, optimalisasi pengoperasian sarana dan prasarana pengendali banjir. Kedua, penanganan banjir rob melalui Program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Ketiga, pengerukan waduk/situ/embung, kali/sungai dan saluran. Keempat, pemeliharaan sarana dan prasarana. Kelima, pemetaan banjir dan genangan.

"Sesuai arahan dari Pak PJ Gubernur DKI Jakarta Heru, kami di Dinas SDA secara konsisten untuk melakukan berbagai upaya mengantisipasi dampak musim hujan dan memperkuat sinergi dengan berbagai pihak," ucap Hendri.

Hendri menambahkan, berdasar data terkini dari lima wilayah kota administrasi di Jakarta, Dinas SDA telah melakukan pengerukan sedimen lumpur dan sampah di waduk/situ/embung dan kali/sungai.

Selain itu, sarana dan prasarana juga telah disiagakan dan dipastikan dapat beroperasi dengan baik untuk mengantisipasi masalah banjir.

Berdasarkan data per Senin (6/11/2023), jumlah pompa stationer yang telah disiapkan sebanyak 578 unit di 202 lokasi, alat berat sebanyak 251 unit, pasukan biru sebanyak 4.189 personel, pompa mobile sebanyak 539 unit, dan pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi.

"Meski begitu, peran dan kerja sama warga untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya serta menjaga kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya genangan saat musim hujan," terang Hendri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau