Advertorial

Upaya SMP Taruna Bakti Bandung untuk Hadirkan Kebhinekaan di Lingkungan Sekolah

Kompas.com - 09/11/2023, 10:22 WIB

KOMPAS.com - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taruna Bakti Bandung, Jawa Barat, berkomitmen untuk menciptakan kebhinekaan di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan sebagai bagian menciptakan miniatur Indonesia.

Penciptaan kebhinekaan dilakukan dengan menghadirkan program literasi kolaboratif dan literasi multikultural.

Kedua program itu bertujuan untuk membantu mewujudkan visi SMP Taruna Bakti sebagai lembaga pendidikan dengan lingkungan belajar kolaboratif multikultural berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa (YME).

Selain itu, SMP Taruna Bakti juga bertekad untuk menjaga reputasi tinggi sekolah, baik di bidang akademik maupun nonakademik, dan menghasilkan lulusan yang memiliki karakter mulia serta mampu berkiprah di tataran global.

Adapun program literasi kolaboratif dihadirkan untuk membantu meningkatkan kemampuan individu dalam bekerja sama dengan orang lain. Terutama dalam hal menciptakan, menggunakan, dan berbagi pengetahuan secara efektif.

Kepala SMP Taruna Bakti Bandung Detty Nurwendah, SPd, mengatakan visi tersebut tak akan tercapai tanpa kolaborasi dengan sejumlah pihak, mulai dari wali siswa, dinas pendidikan, lembaga terkait, alumnus, perguruan tinggi, hingga kemitraan lain.

"Kolaborasi merupakan kunci untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Jejaring dan kemitraan sangat diperlukan agar sekolah menjadi unggul. Kami bermitra dengan orangtua siswa, dinas pendidikan, lembaga terkait, alumnus, perguruan tinggi, dan jejaring lain untuk saling mendukung dalam program-program sekolah,” ujar Detty dalam siaran pers yang diterima Kompas.com Rabu (8/11/2023).

Dengan kolaborasi yang baik, tambah Detty, para murid di SMP Taruna Bakti bisa mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan yang holistik, tidak hanya dari guru, tapi juga lingkungan sekitar di luar sekolah.

Selain mendorong lingkungan kolaboratif, pihak sekolah juga selalu memacu siswa untuk bisa menghargai dan memahami perbedaan, baik dari segi agama, ras, suku bangsa, maupun budaya melalui program literasi multikultural.

Literasi multikultural adalah program untuk membantu kemampuan individu dalam memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan keanekaragaman yang ada di sekitarnya.

Program tersebut diterapkan untuk mewujudkan lingkungan yang damai, nyaman, dan bahagia, sekaligus untuk melayani serta memfasilitasi siswa sesuai kebutuhannya.

Hal itu sejalan dengan tujuan sekolah untuk menghadirkan lingkungan yang sejahtera bagi murid dan guru.

Adapun salah satu upaya yang dihadirkan terkait masalah itu adalah dengan menjadikan ibadah siang setiap hari sebagai bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Upaya itu untuk meyakinkan semua siswa terfasilitasi dalam pembinaan kompetensi spiritual dan karakter. Kami juga mengadakan berbagai kegiatan lain, seperti seminar dengan narasumber dari orangtua, alumnus, atau lembaga terkait. Kami juga kerap mengadakan kegiatan yang menampilkan budaya daerah. Semua kegiatan ini rutin dilakukan,” kata Detty.

Detty menambahkan, penerapan literasi kolaboratif dan multikultural di SMP Taruna Bakti Bandung juga sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inklusif.

Lewat upaya tersebut, siswa-siswi diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sosial yang kuat, memahami keragaman, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berkarakter dan berakhlak mulia, serta toleran dalam menyongsong masa depan.

“Semua ini berkat Kurikulum Merdeka. Dengan memanfaatkan kurikulum ini, sekolah jadi leluasa dalam mendesain program yang sesuai kebutuhan siswa dan sejalan dengan visi yang telah ditetapkan,” jelas Detty.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau