Advertorial

Jadi Pahlawan Daur Ulang, Nasabah PNM Ini Sukses Perluas Usaha

Kompas.com - 10/11/2023, 19:03 WIB

KOMPAS.comBagi sebagian kalangan, tumpukan sampah anorganik, seperti botol plastik, kaleng, dan sedotan, mungkin hanya akan berakhir di tempat pembuangan. Namun, sampah-sampah tersebut berbeda nasib di tangan perempuan satu ini.

Di tangan Salbiawati Salim, sampah anorganik disulap menjadi barang bernilai ekonomis. Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Kota Makassar ini sukses menjadi pahlawan daur ulang dengan memproduksi kreasi berbasis sampah. Adapun produk yang dihasilkan beragam, mulai dari hiasan bunga, tas, hingga furnitur.

Bergabung sebagai nasabah PNM Mekaar sejak 2019, Salbia melihat potensi usaha kerajinan daur ulang dengan omzet yang menjanjikan. Baginya, tak sulit untuk mendapatkan bahan baku barang bekas.

Perajin asal Gunung Lantimojong, Sulawesi Selatan (Sulsel), itu memang aktif mengelola bank sampah di tempat tinggalnya.

“Saya mendapat barang bekas dari anggota nasabah bank sampah yang saya kelola. Modal yang saya dapat dari PNM digunakan untuk membeli bahan pelengkap untuk membuat kerajinan,” ujar Salbia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).

Berbekal omzet penjualan dan modal pembiayaan dari PNM, Salbia kini dapat memperluas usaha yang dijalankan. Selain membuat produk dari sampah, Salbia kini juga berjualan kue kering serta membuka warung sederhana di rumahnya.Dok. PNM Berbekal omzet penjualan dan modal pembiayaan dari PNM, Salbia kini dapat memperluas usaha yang dijalankan. Selain membuat produk dari sampah, Salbia kini juga berjualan kue kering serta membuka warung sederhana di rumahnya.

Hasil daur ulang sampah yang ia kelola pun membuahkan hasil. Kostum berbahan daur ulang, misalnya, dilirik masyarakat untuk memeriahkan momen hari besar, seperti Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Makassar dan Hari Kemerdekaan RI.

Pemesannya pun tidak hanya datang dari Makassar, tetapi juga kota lain berkat promosi dari mulut ke mulut yang dibantu oleh keluarga.

“Alhamdulillah, keluarga besar sangat mendukung usaha saya. Mereka juga bantu promosi ke teman dan tetangga. Saya yakin ini berkat niat baik untuk menjaga lingkungan,” kata Salbia.

Berbekal omzet penjualan dan modal pembiayaan dari PNM, Salbia kini dapat memperluas usaha yang dijalankan.

Selain membuat produk dari sampah, Salbia kini juga berjualan kue kering serta membuka warung sederhana di rumahnya.

“Usaha saya memang masih skala rumahan, tapi sekarang sudah ada dua orang yang membantu membuat kue serta dua orang reseller,” tambahnya.

Keberhasilan Salbia merupakan bukti bahwa nasabah PNM Mekaar yang gigih dapat meraih sukses serta membuka peluang pekerjaan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Sebagai lembaga jasa keuangan non-bank, PNM berfokus pada pemberdayaan nasabah binaan. Adapun aksi pemberdayaan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan nasabah. Utamanya, pada pembangunan ekonomi yang menciptakan multiplier effect terhadap pembangunan sosial dan pembangunan lingkungan.

Melalui program Mekaar, PNM menyalurkan pembiayaan produktif sekaligus pendampingan berkelanjutan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau