Advertorial

Apresiasi Capaian Biak Numfor, Sekum AKKOPSI Ajak Seluruh Kabupaten dan Kota di Papua Terapkan Stop BABS

Kompas.com - 14/11/2023, 17:17 WIB

KOMPAS.com – Sekretaris Umum (Sekum) Aliansi Kabupaten-Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) sekaligus Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Papua, yang berhasil menerapkan gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga 100 persen.

Apresiasi tersebut disampaikan Helldy usai menghadiri acara Deklarasi Stop BABS di Lapangan Cendrawasih, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Selasa (14/11/2023).

“Kami hadir dalam rangka memberikan apresiasi dan penghargaan kepada (Pemerintah) Kabupaten Biak Numfor yang sudah menerapkan gerakan Stop BABS sebesar 100 persen. Hadir juga dari UNICEF dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memberikan dukungan dan apresiasi,” ujar Helldy dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Menurut Helldy, dengan capaian tersebut, Pemkab Biak Numfor dapat menjadi pelopor penerapan gerakan Stop BABS di Tanah Papua. Ia pun mengajak seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Papua bersama-sama menerapkan gerakan Stop BABS.

“Kami berharap, kesuksesan Pemkab Biak Numfor dalam menerapkan Stop BABS ini dapat ditiru dan diterapkan oleh (pemerintah) kabupaten dan kota lain di seluruh Papua,” tuturnya.

Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Papua dan Papua Barat Aminudin Mohammad Ramdan menjelaskan bahwa penerapan gerakan Stop BABS hingga 100 persen yang dilakukan di Kabupaten Biak Numfor merupakan capaian bersejarah di Tanah Papua.

“Biak Numfor merupakan kabupaten pertama yang menerapkan Stop BABS hingga 100 persen di Tanah Papua. Ini menunjukkan komitmen (Pemkab Biak Numfor yang) memasukkan isu sanitasi dalam pembangunan daerah,” katanya.

Aminudin menjelaskan, gerakan Stop BABS penting untuk meningkatkan sanitasi di lingkungan sekitar. Pasalnya, sanitasi yang baik merupakan salah satu pintu masuk untuk mencegah diare guna membantu menekan angka stunting.

“UNICEF berharap, gerakan Stop BABS bisa menjadi berkat bagi semua masyarakat, terutama anak-anak di Tanah Papua, demi menuju generasi emas 2045,” terangnya.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Papua Johana Orpa Anna Rumbiak berharap, upaya Pemkab Biak Numfor itu dapat menjadi teladan bagi pemerintah kabupaten dan kota lain dalam menuntaskan permasalahan BABS di Papua.

“Kami berharap, (capaian Pemkab Biak Numfor) dapat menimbulkan dampak positif bagi kabupaten dan kota lain untuk menuntaskan BABS di wilayah masing-masing,” kata Johana.

Hal senada diutarakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono. Ia mengaku bangga atas capaian Pemkab Biak Numfor karena turut mendukung percepatan penanggulangan stunting di Indonesia.

Pada kesempatan sama, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap mengatakan, pihaknya berterima kasih atas apresiasi dan penghargaan yang telah diberikan berbagai pihak.

“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, termasuk seluruh rakyat Biak Numfor,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau