Advertorial

Ketua DPRD DKI Ungkap Pentingnya Kendaraan Listrik untuk Jakarta

Kompas.com - 22/11/2023, 14:37 WIB

KOMPAS.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah khusus Ibukota (DKI) Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyampaikan dukungannya untuk perhelatan pameran kendaraan listrik di Jakarta.

Salah satunya, pameran motor dan mobil listrik di Balai Kota Jakarta yang diinisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Prasetyo mengatakan, pameran dapat menjadi ajang sosialisasi sekaligus edukasi cuma-cuma untuk pengunjung. Apalagi, imbuhnya, produk yang dipamerkan adalah kendaraan berbasis listrik yang dibutuhkan di Jakarta mengingat tingginya tingkat polusi udara.

“Melalui pameran ini, kami menyosialisasikan mobil dan motor listrik kepada masyarakat. Tujuannya, agar polusi di Jakarta yang sangat tinggi bisa teratasi. Mudah-mudahan dengan adanya pameran ini dapat mendukung program pemerintah dalam menekan polusi,” ujar Prasetyo dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/11/2023).

Prasetyo bercerita, keluarganya sempat merasakan dampak dari polusi udara di Jakarta. Salah satu cucunya terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Cucu saya juga kena ISPA," ungkapnya.

Tak hanya sang cucu, Prasetyo turut merasakan gejala ISPA berupa tenggorokan gatal. Padahal, ia getol meminum susu sebagai sumber vitamin serta protein.

"Saya enggak tahu juga nih. Suara saya begini, gatal-gatal juga. Saya minum susu banyak juga hari ini," ucap Prasetyo.

Oleh karena itu, ia pun mengimbau warga agar terus mengenakan masker untuk menghindari polusi udara Ibu Kota.

Untuk diketahui, Jakarta pernah beberapa kali menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data iqair.com, Rabu (22/11/2023), pukul 13.00 WIB, konsentrasi polutan udara (PM 2.5) di DKI Jakarta mencapai 9.6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (***)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau