Advertorial

Cegah Kejahatan Siber, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Jaga Data Pribadi

Kompas.com - 01/12/2023, 20:19 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) berupaya memberikan edukasi, literasi, dan peningkatan kesadaran terkait Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dengan skala yang lebih luas.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengajak kalangan muda Papua dan juga masyarakat secara umum untuk cermat dan kritis serta secara khusus menjaga keamanan data pribadi melalui acara diskusi “Papua Muda Berdaya, Cerdas Lindungi Data Pribadi” di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/11/2023).

Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Direktorat Informasi dan Komunikasi Polhukam, Kemenkominfo, Astrid Ramadiah Wijaya mengatakan bahwa sosialisasi tersebut diselenggarakan untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya menjaga keamanan data pribadi atas risiko kejahatan siber.

Terlebih, aktivitas di internet semakin bertambah. Hal ini bisa membuat risiko penyalahgunaan data pribadi semakin besar.

"Kebocoran data dapat terjadi, meski sudah dilakukan maintenance agar keamanan data terjamin kerahasiaannya," ujar Astrid dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/12/2023).

Astrid juga mengemukakan bahwa bentuk serangan di dunia siber juga makin beragam, tidak hanya serangan teknis, tetapi juga serangan ke personal secara sosial dan mengeksploitasi isu sensitif di masyarakat.

Para pelaku kejahatan siber juga memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang ada untuk membentuk modus kejahatan baru.

"Seperti kasus pencurian data menggunakan file berjenis application package file (APK) berkedok undangan pernikahan ataupun dengan memanfaatkan fasilitas di platform media sosial yang berpotensi menyebabkan terjadinya penipuan atau pencurian data pribadi," tutur Astrid.

Pada diskusi tersebut, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya menjelaskan bahwa data merupakan "new oil". Artinya, data adalah komoditas yang sangat berharga di muka bumi.

"Kita hari ini takut dengan begal, tapi hari-hari ini yang lebih menakutkan itu begal digital," kata Alfons.

Alfons menjelaskan, dalam kejahatan siber, terdapat perbedaan antara perampokan data dan peretasan.

"Dirampok cuma sendiri yang jadi korban, tapi kalau diretas, korbannya orang-orang di sekitar kita, seperti kasus undangan pernikahan," jelas Alfons.

Menurut Alfons, teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memungkinkan pelaku kejahatan melakukan aksinya dengan memanfaatkan data pribadi.

"Siapa saja dengan berbekal AI bisa jadi pelaku kejahatan. Untuk bisa bertahan dalam mengantisipasi kejahatan siber tersebut, kita bisa menggunakan "Call Paman Onetime", yaitu singkatan dari penggunaan aplikasi True Caller-Password Manager One-time Password (OTP)," lanjut Alfons.

Modus rekayasa sosial

Pada kesempatan tersebut, Alfons juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial. Sebab, modus kejahatan ini paling sering dipakai untuk memperoleh informasi data.

"Intinya ketika dikirim link aplikasi, seperti link undangan pernikahan, jangan diizinkan untuk mengakses ponsel kita sebelum cari tahu kejelasan tentang aplikasi tersebut," jelas Alfons.

Menyikapi fenomena tersebut, penyanyi asal Papua Michael Jakarimilen menyarankan masyarakat untuk berhati-hati di media sosial. 

"Sebaiknya, bijak saat bersosialisasi di dunia maya. Jangan membagikan hal-hal yang belum jelas atau negatif. Mari bagikan cara-cara menghindari pencurian data pribadi tadi," ujar Michael.

Selain itu, Michael juga mengingatkan untuk tidak membagikan informasi pribadi, seperti KTP, di media sosial. Bahkan, tiket pesawat dan boarding pass tidak boleh dibagikan di media sosial. Sebab, data tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku tindak kejahatan siber.

Hal tersebut dibenarkan oleh Alfons. Menurutnya, membagikan foto boarding pass juga berbahaya.

"Hati-hati sebelum sharing,” kata Alfons.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau