Advertorial

Indonesia dan STPI Berbagi Praktik Penanggulangan TBC di World Conference on Lung Health 2023

Kompas.com - 03/12/2023, 17:23 WIB

KOMPAS.com – Indonesia bersama Stop TB Partnership Indonesia (STPI) menjadi sorotan dalam ajang World Conference on Lung Health 2023 yang diselenggarakan oleh The Union di Palais des Congres, Paris, Prancis, pada 15-18 November 2023.

Pasalnya, Indonesia berhasil membagikan praktik baik dalam penanggulangan tuberkulosis (TBC) kepada dunia internasional dalam konferensi bertema “Transforming Evidence Into Practice” itu.

Perwakilan asal Indonesia menjadi pembicara pada beberapa sesi konferensi, serta menjadi chair dan co-chair. Indonesia juga sempat membawakan abstrak penelitian melalui tiga grup, yaitu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), peneliti, serta masyarakat sipil dan komunitas.

Subdirektorat Tuberkulosis Kemenkes mempresentasikan beberapa materi, salah satunya adalah “Converting Evidence Into Policy and Practice: Experience from Indonesia”.

Praktik baik yang telah dilakukan dalam menyehatkan masyarakat Indonesia pun diapresiasi di ajang tersebut. Sebab, Indonesia dinilai sebagai satu-satunya negara yang memiliki kebijakan TBC.

Grup peneliti mempresentasikan berbagai temuan studi penyakit paru-paru serta determinannya.

Salah satu peneliti Indonesia yang berkesempatan menjadi chair adalah dr Ahmad Fuady, MSc, PhD pada sesi “Yes, We Can End TB, but Not without Social Protection. Here's the evidence: What are We Waiting for?”.

Dokter Ahmad mengatakan, materi yang dipaparkan tersebut dapat mendorong banyak kemunculan kebijakan yang menunjang perlindungan sosial di berbagai negara. Pasalnya, selama ini, perlindungan sosial kurang mendapat perhatian.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja TBC dr Tiffany Tiara Pakasi, MA, menuturkan bahwa penampilan Indonesia di ajang tersebut merupakan sebuah kebanggaan sekaligus kehormatan. Indonesia bisa membagikan pengalamannya dalam menanggulangi TBC di level global.

“Selama ini, penanggulangan TBC di Indonesia menghadapi banyak tantangan. Hal ini bisa jadi pembelajaran bagi negara lain terkait cara berkolaborasi dengan pemimpin negara guna mengatasi masalah kesehatan tersebut,” ucapnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/12/2023).

Sebagai informasi, World Conference on Lung Health 2023 diikuti oleh 3.480 partisipan dari 150 negara di dunia. Rencananya, konferensi ini akan digelar di Indonesia pada 2024.

Presentasikan abstrak penelitian terkait perlindungan sosial

Indonesia kian mendapat perhatian karena salah satu organisasi lokalnya, STPI, menjadi track lead dalam sesi Community Connect.

Community Connect merupakan sesi berkumpul para komunitas dan masyarakat sipil terdampak penyakit paru-paru, termasuk TBC, selama World Conference on Lung Health 2023 berlangsung. Di sini, para partisipan duduk bersama membahas isu, bertukar pengalaman, dan mencari solusi terkait masalah kesehatan tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Community Connect difasilitasi oleh beberapa track lead yang salah satunya diamanahkan kepada STPI. Lembaga ini mendapat kesempatan untuk membuka stan organisasi dan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia.

Dalam kesempatan itu pula, STPI memaparkan enam abstrak penelitian terkait perlindungan sosial.

Adapun abstrak yang dipaparkan di antaranya “Digital behavioral change campaign to increase TB awareness during the COVID-19 pandemic”, “Catastrophic costs of drug-resistant TB for urban people in Indonesia: an expenditure approach”, dan “The current condition and possible mechanisms of social security for people affected by drug resistance TB in Indonesia - a convergent parallel study” serta “An exploration of sub-national policy, planning and budgeting for TB programmes at 20 districts in Indonesia”.

Harapannya, hasil penelitian pada konferensi tersebut mampu direfleksikan dan dikembangkan untuk penanggulangan TBC di tingkat dunia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau