Advertorial

Masuki Usia ke-128, Ini Sederet Fakta Unik tentang BRI

Kompas.com - 19/12/2023, 13:41 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI memasuki usia ke-128 pada Sabtu (16/12/2023).

Institusi perbankan tersebut telah berdiri sejak 1895 dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto di Purwokerto, Jawa Tengah.

Sejak didirikan, BRI telah menorehkan berbagai keunikan, prestasi, dan catatan gemilang di industri perbankan nasional.

Sejarah panjang pun membuat bank yang didirikan Raden Bei Aria Wirjaatmadja itu memiliki sederet fakta unik. Apa saja? Berikut adalah ulasannya.

  1. Berawal dari kas masjid

Pendirian BRI berasal dari gagasan dalam mengatasi kesulitan ekonomi pribumi dengan memanfaatkan kas masjid. Kala itu, para pengurus masjid melihat adanya kesenjangan sosial antara pribumi dan Belanda.

Uang kas masjid yang ada pun dikumpulkan untuk dipinjamkan ke masyarakat secara bergilir. Setelah pinjaman dibayar, dana tersebut kembali dipinjamkan ke orang lain.


Akhirnya, para pengurus masjid pun mendirikan bank dari aktivitas tersebut. Kas itu diperuntukkan untuk masyarakat yang kekurangan, baik itu pengusaha maupun masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.

  1. Pernah menjadi bank tani dan nelayan

Setelah Indonesia merdeka, BRI diakuisisi oleh pemerintah lewat Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946. Meski sempat vakum akibat situasi politik dalam perang mempertahankan kemerdekaan, BRI aktif kembali selepas perjanjian Renville pada 1949 dan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Kala itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 41 Tahun 1960 untuk membentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).

Kemudian, berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) Nomor 9 Tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

  1. Layanan berbasis kapal untuk masyarakat di wilayah 3T

Keberadaan empat Teras BRI Kapal menjadi begitu penting bagi perekonomian di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia. Tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat pulau, Teras BRI Kapal juga membantu misi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Sebab, melalui keberadaan bank terapung itu, BRI dapat memberikan layanan perbankan bagi masyarakat di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Teras BRI Kapal Bahtera Seva I melayani masyarakat di Kepulauan Seribu, sedangkan Teras BRI Kapal Bahtera Seva II melayani wilayah Labuan Bajo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Longos, Pulau Boleng, Pulau Seraya Besar, dan Pulau Rinca.

Ada pula Bahtera Seva III yang melayani masyarakat di wilayah Halmahera. Sementara, Bahtera Seva IV melayani masyarakat di wilayah Kepulauan Anambas.

  1. Satu satunya bank yang memiliki dan mengoperasikan satelit sendiri

BRIsat menjadikan BRI sebagai bank pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki sekaligus mampu mengoperasikan satelit sendiri.

Diluncurkan pada 18 Juni 2016 di Guyana Prancis, BRIsat hingga saat ini sudah melayani lebih dari belasan ribu titik kantor BRI di seluruh Indonesia.

Proses pembuatan BRIsat memakan waktu 25 bulan. Perakitan satelit dilakukan Space Systems/Loral di Palo Alto-California. Sementara, kendaraan peluncurnya menggunakan Arianespace 5 buatan Prancis.

  1. Menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia

Setelah 128 tahun berdiri, BRI terus bertumbuh dan menjelma menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia. Pada 2023, Forbes Global 2000 menobatkan BRI sebagai World Largest Company In Indonesia.

BRI menempati peringkat pertama di Indonesia dan peringkat 307 di dunia, naik 349 peringkat dari tahun sebelumnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau