Advertorial

Dirut Bulog: Program Bantuan Pangan Beras Berhasil Tahan Laju Inflasi

Kompas.com - 11/01/2024, 19:17 WIB

KOMPAS.com - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Bayu Krisnamurthi menyampaikan bahwa program Bantuan Pangan Beras berhasil menahan laju harga beras dan kemampuan daya beli yang turut mempengaruhi inflasi/

Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Bulog Pusat, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Bayu menuturkan, sejak program tersebut digelar perdana, inflasi beras mengalami penurunan 0,70 persen pada Maret 2023. Inflasi beras pun terus menurut pada bulan-bulan selanjutnya, yakni turun 0,55 persen pada April 2023 dan 0,02 persen pada Mei 2023.

Sementara itu, lanjutnya, Bantuan Pangan Beras tahap II yang disalurkan sejak September–Desember 2023 mampu menjaga laju kenaikan harga beras padai akhir tahun yang umumnya naik secara signifikan. Terbukti, inflasi beras turun cukup signifikan dari 5,61 persen pada September 2023 menjadi 0,43 persen pada Desember 2023.

“Pemenuhan pangan bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui program Bantuan Pangan Beras ini menjadi concern pemerintah karena berpengaruh langsung dalam kemampuan daya beli masyarakat yang turut mempengaruhi inflasi,” kata Bayu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com Kamis.

Melihat dampak positif penurunan inflasi tersebut, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (BPN) kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras pada 2024.

Sebagai informasi, bantuan tersebut suda digelontorkan sejak awal tahun. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berkesempatan hadir di beberapa daerah dan menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Setelah tuntas menyalurkan bantuan pangan beras sebanyak 1,5 juta ton pada 2023, kami langsung tancap gas menyalurkan kembali program ini untuk 2024 yang dimulai sejak tanggal 2 Januari 2024”, ujar Bayu.

Ia melanjutkan, jumlah KPM yang menerima bantuan tersebut pun bertambah pada 2024, dari 21,3 juta KPM menjadi 22 juta KPM.

“Jika diasumsikan setiap keluarga rata-rata terdiri empat orang, maka sudah 88 juta rakyat Indonesia yang merasakan manfaat dari program Bantuan Pangan Beras,” tambah Bayu.

Bantuan tersebut, tegas Bayu, disalurkan secara merata di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Bantuan ini dilayani oleh seluruh kantor wilayah dan kantor cabang Bulog dari Aceh sampai dengan Papua melalui pelayanan dari 471 komplek pergudangan milik Bulog.

Bayu mengatakan, pihaknya memiliki stok beras yang sangat kuat untuk penyaluran bantuan tersebut dan kebutuhan lain.

Per Rabu (10/1/2023), stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) yang dikuasai Bulog mencapai 1,3 juta ton. Bulog juga memiliki sisa beras dalam perjalanan yang sudah berhasil dikontrak dan penugasan impor beras pada 2023 sebanyak 500.000 ton.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau