Advertorial

Jelang Akhir Masa Restrukturisasi Kredit Covid-19, BRI Siapkan Pencadangan Memadai

Kompas.com - 20/02/2024, 14:23 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI tidak pernah berhenti berupaya untuk meningkatkan kinerja pada 2024. Salah satunya, menghadapi kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengakhiri masa restrukturisasi kredit akibat Covid-19 pada Maret 2024.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan bahwa perseroan telah berhasil menurunkan nilai kredit yang terkena dampak Covid-19 dan mendapatkan restrukturisasi.

Sampai dengan Desember 2023, outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 di BRI hanya tersisa Rp 54,5 triliun, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 107,2 triliun.

“Jika dilihat dari titik tertingginya, sekitar Rp 210 triliun, itu sudah tidak lagi masuk dalam kategori restrukturisasi sehingga sekarang outstanding-nya hanya Rp 54 triliun,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Selain itu, BRI juga telah mempersiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi akhir masa restrukturisasi tersebut.

“Sekarang non-performing loan (NPL) coverage BRI per Desember 2023 sebesar 215,27 persen, dua kali lipat lebih besar dari NPL yang sudah kami cadangkan. Saya rasa itu sudah lebih dari cukup. Kemudian, kualitas kredit atau NPL BRI terjaga di level 2,95 persen,” lanjutnya.

Dalam menghadapi mengakhiri masa restrukturisasi kredit, BRI juga menerapkan strategi lain, yaitu selective growth dan penguatan risk management. BRI telah membentuk regional risk management di setiap daerah untuk mengawasi kualitas kredit dan melakukan monitoring secara aktif pada portofolio kredit.

Pada 2024, BRI akan berfokus pada peningkatan kapabilitas retail banking dan optimasi kontribusi anak perusahaan. Perusahaan juga akan tetap fokus pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya di ultramikro.

Oleh karena itu, melanjutkan kinerja dan strategi Holding UMi akan tetap menjadi prioritas utama sebagai sumber pertumbuhan baru bagi BRI.

“BRI akan tetap memastikan adanya sumber pertumbuhan baru, terutama dari segmen ultramikro. Kemudian, BRI juga akan memastikan ketersediaan modal untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan pada 2024,” imbuhnya.

Seperti diketahui, dari sisi fungsi intermediasi sampai dengan akhir Desember 2023, BRI berhasil menyalurkan kredit tumbuh 11,2 persen secara year-to-year (yoy) menjadi Rp 1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit industri perbankan nasional yang hanya 10,4 persen yoy sepanjang 2023.

Kinerja BRI sepanjang 2023 secara konsolidasian mencatatkan pertumbuhan aset perseroan hingga 5,3 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 1.965 triliun. Perusahaan juga mampu membukukan laba sebesar Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen yoy.

Hingga akhir Desember 2023, BRI juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Capaian ini lebih baik dari DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8 persen secara yoy pada akhir Desember 2023.

Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau setara dengan Rp 874,1 triliun.

Tag: BRI, BBRI, Kinerja BRI, Restrukturisasi Kredit, Strategi BRI

Teaser: NPL coverage BRI per Desember 2023 mencapai 215,27 persen atau dua kali lipat lebih besar dari NPL yang sudah dicadangkan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau