JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda pada 2020 memberikan peluang pada Direktur Badan Usaha milik Desa (BUMDes) Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menjalankan bisnis internet murah.
Ceritanya berawal dari salah satu warga Tamanmartani yang kala itu juga menjabat sebagai Direktur BUMDes, Yani Purwanto. Ia melihat kebutuhan internet warga. Ia pun lantas bekerja sama dengan sebuah vendor untuk membangun jaringan kabel optik di desanya.
“Awalnya, (internet) dibutuhkan untuk sekolah daring saat Covid-19 (melanda). Saat itu, harga pulsa terlalu mahal. Jadi, saya bersama BUMDes berinisiatif memasang internet murah untuk warga Desa Tamanmartani,” ujar Yani saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/3/2024).
Ia menceritakan bahwa saat internet kali pertama dipasang, warga cukup mengeluarkan uang Rp 400.000. Uang ini digunakan untuk biaya pemasangan internet, termasuk pembelian modem dan router yang selanjutnya menjadi milik warga.
Setelah biaya awal itu, kata Yani, warga cukup membayar langganan internet sebesar Rp 100.000 per bulan. Fasilitas internet yang dipakai memiliki kecepatan 5 Mbps.
“Pada dua bulan pertama, baru dua dusun yang terpasang internet atau sekitar 100-an pelanggan. Tahun kedua, kami fokus menggarap 22 perdukuhan jaringan internet di Desa Tamanmartani,” ujarnya.
Tidak berhenti di situ, lanjutnya, dusun-dusun yang lain juga tertarik dengan pemasangan internet murah tersebut, khususnya dusun yang berada di selatan desa dan dekat dengan daerah perkotaan. Di lokasi ini, kebutuhan pemakaian internet sangat tinggi.
“Sampai 2022, sudah ada sekitar 400-600 pelanggan,” cerita Yani.
Pemasangan jaringan internet tersebut menjadi bisnis yang menguntungkan, tidak hanya bagi BUMDes Tamanmartani, tetapi juga bermanfaat bagi seluruh warganya. Kini, internet murah sudah dirasakan oleh 750 pelanggan di Desa Tamanmartani.
Selain bisnis jaringan internet, BUMDes Tamanmartani juga memiliki beberapa bisnis lain yang keuntungannya dapat menyumbang pendapatan asli desa (PAD). Salah satunya adalah unit usaha tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Sampah warga yang dikumpulkan dua kali dalam satu minggu akan dipilah dan dijual kembali.
Tidak hanya sampah rumah tangga, BUMDes Tamanmartani juga memiliki pelanggan sampah sekolah, kantor, dan tempat usaha. Kini, unit usaha tersebut telah melayani sebanyak 1.080 pelanggan.
Yani menceritakan bahwa BUMDes Tamanmartani sempat mengolah sampah menjadi barang setengah jadi. Contohnya adalah limbah tutup botol plastik dicacah di TPST Desa Tamanmartani dan kemudian dibuat bahan baku setengah jadi.
“Hasil cacahan tersebut kemudian dijual ke produsen gantungan baju atau hanger. Untungnya lumayan. Sayangnya, kami tidak bisa mencacah lagi karena kekurangan limbah dan tenaga kerja,” ujarnya.
Bisnis yang juga dijalani BUMDes Tamanmartani adalah memasarkan air mineral DAXU. Dalam satu bulan, air mineral yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Sleman ini dapat terjual sebanyak 400-500 dus.
BUMDes Tamanmartani juga memiliki potensi wisata yang cukup tinggi. Lokasi desa yang terletak bersebelahan dengan Candi Prambanan berpeluang menjadi desa wisata budaya. Desa ini juga menjadi desa penopang penari Ramayana balet.
“Desa kami juga menaungi dua sanggar yang berkontribusi di Ramayana balet yang rutin tampil di Candi Prambanan,” kata Yani.
Desa Tamanmartani juga telah memiliki Balai Budaya yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai acara, baik pelatihan maupun pertemuan-pertemuan budaya. Yani mengatakan bahwa ada lahan di belakang Balai Budaya yang akan dimanfaatkan untuk tempat berkemah dan edukasi budaya.
Layanan keuangan digital di Desa Tamanmartani
Ketersediaan internet murah di Desa Tamanmartani dimanfaatkan BUMDes untuk mempermudah pembayaran langganan internet dan sampah. Yani mengatakan bahwa sekitar 1.000-2.000 pelanggan internet dan pengelolaan sampah dapat membayar iuran menggunakan QRIS BRI.
Menurut Yani, sistem pembayaran berupa barcode QRIS dapat menjadi solusi dan membuat pelanggan aktif dalam membayar tagihan.
“Anak-anak muda (yang juga menjadi pelanggan) kan sudah bisa pakai QRIS. Tinggal scan (barcode), mereka sudah bisa langsung bayar tiap bulan,” kata Yani.
Untuk diketahui, Desa Tamanmartani merupakan salah satu peserta program Desa BRILiaN 2023 yang diinisiasi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Internet murah, pengelolaan sampah, dan pemasaran air mineral DAUX menjadi bisnis yang didaftarkan dalam program tersebut.
Pembayaran tagihan menggunakan QRIS merupakan salah satu layanan keuangan digital dari BRI yang tak lepas dari program Desa BRILiaN. Warga setempat dapat memanfaatkan aplikasi BRImo untuk memindai barcode QRIS.
Selain layanan QRIS, warga desa Tamanmartani juga mendapatkan pelatihan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Warga desa juga dapat memanfaatkan Pojok Mantri BRI yang ada di desa.
“Mantri BRI jemput bola dengan membuka stan di desa. Warga desa juga dapat memanfaatkan layanan simpan-pinjam di situ,” kata Yani.
Ke depan, Yani berharap, BRI dapat membantu untuk meningkatkan pendapatan desa. “Misalnya, modal kerja untuk BUMDes yang lebih mudah prosedur. Bisa juga untuk mengembangkan potensi wisata budaya yang ada di desa kami,” katanya.
Yani juga berharap, ada kelanjutan untuk UMKM binaan BUMDes yang bekerja sama dengan BRI. Pihak BRI diharapkan juga kembali membina dan mendampingi UMKM tersebut.
Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN Periode 2024.
Untuk mendapatkan informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI dan mantri BRI yang ada di desa Anda. Jadikan desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.