Advertorial

Bulog Berangkatkan 650 Peserta Mudik Gratis, Naik 200 Persen dari Tahun Sebelumnya

Kompas.com - 06/04/2024, 11:54 WIB

KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) Badan Urusan Logistik (Bulog) Bayu Krisnamurthi melakukan pelepasan 650 pemudik gratis di Kantor Pusat Perum Bulog, Jumat (5/4/2024).

"Peningkatan peminat mudik gratis dari tahun ke tahun selalu meningkat. Kami pun mengupayakan agar penambahan sarana dan prasarana pendukung, seperti armada kendaraan, ditambah," tutur Bayu lewat siaran persnya, Sabtu (6/4/2024).

Pada kesempatan itu, Bulog melepas 13 bus dengan destinasi tujuh kota, di antaranya Surabaya, Wonosobo, Yogyakarta, Banyumas, Semarang, Solo, dan Metro.

“Penambahan destinasi ini berdasarkan kepada banyaknya peminat ke lokasi tujuan tersebut. Mungkin untuk selanjutnya, kalau peminatnya banyak, kami akan buka lokasi yang baru," ucapnya.

Salah seorang peserta mudik gratis Bulog, Suprayitno (37), mengucapkan rasa terima kasihnya karena ia dan keluarganya bisa pulang ke kampung halaman.

"Saya berharap program mudik gratis ini ke depannya bisa terus diselenggarakan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Dia pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Bulog dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, Suprayitno sempat berputus asa karena kesulitan mendapatkan tiket mudik ke Kebumen.

"Kalau pun ada, harganya bisa dua hingga tiga kali lipat. Bagi kami sekeluarga, beberapa tahun ini tidak mudik, jadi rasanya istimewa sekali. Semoga ke depannya program ini masih ada dan saya doakan pesertanya semakin banyak," harapnya.

Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Peserta Mudik Asyik Bersama BUMN 2024.DOK. Bulog Peserta Mudik Asyik Bersama BUMN 2024.

Sebanyak 88 BUMN berpartisipasi dalam acara "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024". Para pemudik diberangkatkan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Silang Monas, Jakarta, Jumat (5/4/2024).

Pada kesempatan itu, Erick mengatakan, program mudik gratis telah dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Peserta mudik pun selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Ya memang kan ini kerja sama ya, Pak Gubernur, Pak Menhub, saya dan rekan-rekan BUMN bahwa ini sudah lima tahun berturut-turut kita buat program mudik bareng dan tahun ini angkanya mencapai 90.000 lebih peserta," tutur Erick melalui keterangan persnya, Sabtu (6/4/2024).

Dia menjelaskan, BUMN yang berpartisipasi pun meningkat, dari sebelumnya sebanyak 84 menjadi 88 tahun ini. Hal ini disebutnya sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan BUMN hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.

Erick pun menyambut baik respons masyarakat yang antusias mengikuti program-program BUMN. Baginya, salah satu fungsi mudik gratis adalah meringankan beban masyarakat lewat bantuan kemudahan transportasi secara langsung.

Ia mafhum bahwa saat ini daya beli masyarakat sedang menurun. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pun melemah dalam beberapa waktu terakhir.

"Pak Presiden menginstruksikan agar BUMN berupaya secara maksimal. Untuk itu, bahan bakar minyak (BBM) tidak kita naikkan, karena kalau BBM naik, daya beli masyarakat menurun," tuturnya.

Hal itu, sebut dia, belum ditambah adanya operasi pasar lewat Bulog dan PT Rajawali Nasional Indonesia (RNI) yang memberikan bantuan-bantuan sosial untuk masyarakat.

"Nah, tentu kegiatan mudik ini juga sama, ini adalah bagian yang diharapkan oleh pemerintah, Bapak Presiden," tegasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau