Advertorial

Berkat Pinjaman BRI, Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Oleh-oleh Khas Malang

Kompas.com - 16/04/2024, 11:58 WIB

KOMPAS.com - Kawasan Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur (Jatim), menjadi salah satu destinasi wisata oleh-oleh di Malang. Pasalnya, kawasan ini merupakan sentra industri keripik tempe khas Malang.

Tak heran, Kawasan Sanan selalu ramai wisatawan selama Ramadhan hingga musim mudik Lebaran setiap tahun.

Selama berada di kawasan tersebut, pengunjung bisa menjumpai usaha rumahan di dalam gang serta jejeran outlet. Salah satu toko favorit di Kawasan Sanan adalah Keripik Tempe Rohani. Berawal dari industri rumahan, usaha yang dijalankan Maria Ulfa itu menjadi salah satu merek pilihan oleh-oleh khas Malang.

Maria bercerita, usaha keripik tempe tersebut awalnya dibangun kedua orang tuanya sejak 1988. Nama Rohani sendiri dipilih karena merupakan nama ayahnya. Dulu, ia belum ada outlet alias masih usaha rumahan. Dengan demikian, proses produksi sampai pemasaran dilakukan dari rumah.

“Alhamdulillah, toko saya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sampai 2011, kami mendapatkan rezeki untuk punya outlet di jalan raya. Sejak itu, Keripik Tempe Rohani semakin dikenal,” kata Maria dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (15/4/2024).

Meski sudah dikenal, Maria mengaku bahwa tokonya tetap memiliki sejumlah tantangan. Banyaknya pelaku usaha serupa di kawasan Sanan membuat Maria harus memikirkan strategi bisnis yang tepat agar tokonya punya ciri khas tersendiri.

Oleh karena itu, ia melakukan berbagai strategi supaya tokonya tetap bertahan, seperti meningkatkan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, serta melakukan inovasi.

Selain memproduksi keripik tempe, ia juga memiliki produk inovasi lainnya, seperti brownies tempe, spiku tempe, dan cookies tempe.

“Kami juga mengikuti perkembangan zaman. Kalau dulu pemasaran hanya offline, sekarang sudah online menggunakan berbagai saluran penjualan. Tujuannya, supaya kami tidak ketinggalan zaman dengan anak muda sekarang,” tuturnya.

Maria melanjutkan, Keripik Tempe Rohani ingin mengembangkan bisnis pada 2011, tapi membutuhkan modal cukup besar. Saat itu, ibunya membantunya mengajukan peminjaman kredit usaha rakyat (KUR) BRI.

Pinjaman KUR tersebut diterima sewaktu tokonya sudah memiliki outlet. Waktu itu, ia butuh modal untuk mengisi toko karena memindahkan usaha dari rumah ke outlet membutuhkan banyak biaya. Misalnya, untuk display dan barang-barang lain selain keripik tempe.

“Alhamdulillah, kami mendapat pinjaman dari BRI untuk mengolah usaha supaya semakin berkembang sampai sekarang,” kenang Maria.

Sebagai informasi, Keripik Tempe Rohani merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Rumah BUMN. Maria menilai, Rumah BUMN memberikan banyak kegiatan positif dalam membantu kemajuan usahanya.

Sebagai contoh, Keripik Tempe Rohani berkesempatan diajak pameran Pesta Rakyat Simpedes BRI. Bahkan, produknya sempat dibawa BRI ekspor ke Meksiko.

“Selain itu, Keripik Tempe Rohani juga kerap diundang dalam kelas bisnis Rumah BUMN supaya bisa meng-upgrade ilmu bisnis,” lanjutnya.

Meningkat sepanjang Ramadhan

Maria melanjutkan, permintaan produk Keripik Tempe Rohani ikut meningkat sepanjang Ramadhan hingga mudik Lebaran. Penjualan produknya bisa sampai 2 digit pada periode ini. Sementara itu, pada hari biasa, penjualannya hanya 1 digit,

“Untuk peningkatannya, bisa sekitar 50 persen sampai 60 persen. Sebelum pandemi, peningkatannya sampai 100 persen per hari,” ungkap Maria.

Maria juga melakukan antisipasi dengan menyiapkan stok produksi sejak H-7 puasa. Bahkan, ia tidak sempat berlibur karena tingginya permintaan. Menurutnya, permintaan tidak hanya datang dari wisatawan, tapi juga reseller, toko oleh-oleh, serta instansi yang sudah berlangganan.

“Sebelum H-7, kami tuntaskan pesanan reseller dan kami distribusikan. Setelah itu, kami bisa fokus pada penjualan retail di toko. Jumlah pengunjung mulai meningkat di toko H-7 Lebaran. Kalau masih awal-awal puasa masih sepi. Jadi, kami bisa fokus pada orderan reseller,” lanjutnya.

Ke depannya, Maria berharap agar ia dan usahanya Keripik Tempe Rohani bisa semakin aktif mengikuti event BRI, baik pameran maupun pembinaan dari Rumah BUMN.

Karyawan Keripik Tempe Rohani sedang mengemas produk.Dok. BRI Karyawan Keripik Tempe Rohani sedang mengemas produk.

Jika hendak mudik ke Malang, Keripik Tempe Rohani bisa menjadi alternatif pilihan oleh-oleh khas daerah yang tidak ketinggalan zaman.

Selain keripik tempe original, wisatawan juga bisa mencicipi produk inovasi olahan tempe lain yang tak kalah menarik sebagai oleh-oleh keluarga atau kerabat. Keripik Tempe Rohani berlokasi di Jalan Tumenggung Suryo Nomor 90, Purwantoro, Blimbing, Malang.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menambahkan bahwa dalam menyaluran pembiayan UMKM, BRI selalu mengedepankan pendampingan dan pemberdayaan secara langsung dalam membantu dan mendorong peningkatan kapabilitas pelaku usaha.

BRI selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada nasabah.

“Cerita produsen sekaligus pelaku UMKM Keripik Tempe Rohani Malang menjadi salah satu contoh pendampingan dan pemberdayaan yang kami berikan. Tujuannya, supaya pelaku UMKM dapat naik kelas,” kata Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau