Advertorial

Melalui Program KUR Mikro, BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang

Kompas.com - 20/04/2024, 19:57 WIB

KOMPAS.com - Momen Ramadhan dan Idul Fitri membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha kue kering dan berbagai macam snack. Bukan hanya produsen besar, tetapi juga para pelaku usaha mikro. Salah satunya adalah Windayati, wirausahawan dari Desa Wage, Aloha, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).

Jelang Lebaran, Windayati disibukkan dengan melayani orderan kue-kue kering, seperti nastar, kastengel, dan choco chips. Menyadari permintaan yang tinggi, Windayati memanfaatkan momentum ini untuk menyajikan inovasi baru berupa tampilan kue yang lebih menarik.

"Banyak yang mencari kue kering untuk Lebaran, sehingga saya memanfaatkan kesempatan ini dengan membuat inovasi baru, yaitu nastar berbentuk bunga dengan selai di luar. Selain nastar bunga, saya juga menawarkan produk kastengel dan kue kering butter choco chips," kata Windayati dalam siaran persnya, Sabtu (20/4/2024).

Melalui merek Retas Snacks and Cookies, usaha kue rintisan Windayati ini sudah memiliki banyak pelanggan setia. Jelang Lebaran 2024 kemarin, pesanan datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari dinas-dinas di pemerintah daerah sehingga membuat omset usaha Windayati meningkat drastis saat Ramadhan.

"Biasanya setiap bulan, omset saya hanya sekitar Rp 2,5 sampai Rp 3 juta. Namun, selama Ramadhan, omset bisa mencapai Rp 10 juta per bulan,” tuturnya.

Windayati menawarkan berbagai macam kue kering, termasuk rengginang dan keripik gandum dengan harga yang terjangkau, berkisar Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung pada beratnya.

Sejatinya, dirinya bukanlah pemain baru di dunia usaha kue kering. Perempuan 48 tahun ini sudah merintis usaha tersebut sejak 2019 dengan modal awal Rp 1 juta. Berawal dari hobi membuat kue, Windayati kemudian membulatkan tekadnya untuk berani berbisnis.

"Usaha ini berawal dari hobi saya yang suka memasak dan suka membuat kue. Lalu, biasanya kalau beli di luar rasanya sering tidak sesuai. Jadi, akhirnya saya memproduksi sendiri," ungkapnya.

Dari situlah kemudian Windayati melabeli kue kering buatannya dengan merek Retas Snacks and Cookies, karena tak hanya menjual kue kering tapi juga aneka snack.

Contoh hampers Lebaran produk Retas Snacks and Cookies milik Windayati.DOK. Humas BRI Contoh hampers Lebaran produk Retas Snacks and Cookies milik Windayati.

Pelan tapi pasti, Retas Snacks and Cookie semakin berkembang dan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Windayati kini mempekerjakan tiga orang karyawan untuk menjalan usaha kue kering yang juga menjadi salah satu unit usaha griya kreatif private miliknya.

KUR Mikro BRI di Balik perkembangan usaha kue kering

Perkembangan usaha kue kering Retas Snacks and Cookies milik Windayati sejatinya tidak bisa dipisahkan dari akses pembiayaan. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu pendorong utama dalam menjalankan bisnis tersebut. Windayati tercatat sebagai nasabah aktif BRI yang telah mendapatkan KUR Mikro BRI.

Tidak hanya mendapatkan bantuan permodalan, BRI juga memberikan dukungan penuh dalam pengembangan usaha Windayati melalui pendampingan dan pelatihan.

"Selain modal, BRI juga memberikan pendampingan usaha dan pelatihan yang sangat berharga. Saya tergabung dalam rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana saya mendapatkan berbagai pelatihan mulai dari peningkatan produk, kemasan, pemasaran, hingga strategi digital marketing," ujar Windayati.

Windayati merasakan dukungan BRI berperan penting dalam kemajuan usaha kue keringnya. Ia berharap, BRI dapat terus mendukung dirinya untuk terus mengembangkan usahanya. Pasalnya, sebagai pelaku usaha mikro, ia menghadapi tantangan pada aspek pemasaran dan persaingan dengan produsen-produsen besar.

Seperti diketahui, BRI merupakan perbankan di Indonesia yang menjadi penyalur KUR terbesar dan setiap tahunnya terus meningkat.

Sepanjang 2023, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur dengan mayoritas penyaluran KUR untuk sektor produksi. Pada 2024 ini, BRI menjadi penyalur KUR terbesar dengan alokasi Rp 165 triliun.

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI dapat menyalurkan KUR tersebut sebelum 2024 berakhir. Optimisme itu tak lepas dari strategi yang telah disusun perseroan pada percepatan graduasi atau upaya menaikkelaskan nasabah eksisting dan perluasan jangkauan penerima baru.

“BRI selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM,” ungkap Supari.

“Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM kue kering ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM”, tegasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau