Advertorial

BRI Pastikan Video terkait Uang Nasabah Hilang untuk Bansos adalah Hoaks, Berencana Laporkan ke Polisi

Kompas.com - 26/04/2024, 22:15 WIB

KOMPAS.com – Akun media sosial (medsos) @ramanews membuat keramaian di berbagai platform, mulai dari Instagram, Tiktok, hingga Facebook usai mengunggah video dari akun TikTok widia_pengamatpolitik pada Selasa (23/4/2024).

Video tersebut menampilkan narasi yang menyebutkan bahwa sejumlah nasabah dari PT Bank Rakyat Indonesia (Tbk) atau BRI kehilangan uang. Ia juga menyebut bahwa hal ini terjadi karena ada oknum yang memanfaatkan kesempatan pada momen pemilihan umum (pemilu) untuk serangan-serangan bantuan sosial (bansos).

Selain itu, uang itu juga disebutkan digunakan untuk membantu pemerintah yang ingin merusak demokrasi.

Pada video yang viral di medsos dan beredar di Whatsapp Group tersebut, pengunggah juga memprovokasi masyarakat untuk menarik uangnya yang ada di BRI.

Demi meredam info tidak bertanggung jawab tersebut, BRI memastikan bahwa video terkait “Uang Hilang di BRI adalah Efek dari Pemilu untuk Serangan Bansos” adalah tidak benar dan tidak berdasar.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan bahwa hal tersebut telah mencederai reputasi BRI. Karenanya, perseroan akan mengambil langkah tegas.

“BRI akan mengambil tindakan tegas dan mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak terkait. Sebab, kontennya berisi informasi yang menyesatkan serta merusak citra BRI dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Agustya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/4/2024).

BRI, tambah Agustya, turut mengimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan medsos secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

BRI juga akan terus memberikan edukasi kepada nasabah agar mereka dapat bertransaksi secara aman dan nyaman.

Hal tersebut diperlukan karena BRI menilai saat ini masih ada berbagai modus penipuan online atau social engineering.

Saat ini, salah satu kejahatan social engineering yang tengah marak adalah modus penipuan melalui permintaan untuk mengeklik file undangan pernikahan berformat APK melalui WhatsApp.

Oleh karena itu, BRI mengimbau nasabah agar nasabah lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, ataupun mengakses aplikasi tidak resmi.

“Nasabah juga harus menjaga kerahasiaan data pribadi dan perbankan, seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, dan OTP. Jangan berikan pada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI meski menghubungi melalui saluran, tautan, atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Agustya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com