Advertorial

Pendidikan Karakter Anak Ditularkan lewat Contoh Nyata Orangtua dan Guru

Kompas.com - 02/05/2024, 16:50 WIB

KOMPAS.com Dalam membangun peradaban, pendidikan menjadi kunci utama pembentukan manusia yang bermartabat. Namun, hingga kini, pendidikan masih terpaku pada pencapaian akademis saja. Padahal, dalam pendidikan, ada proses yang dapat menjadikan manusia menjadi pribadi yang berkarakter.

Pakar Psikologi Kognitif dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr Dyah Triarini Indirasari MA, Psi, menegaskan bahwa karakter seseorang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, ada tiga kebutuhan pokok mendasar bagi perkembangan karakter yang optimal, yakni kebutuhan kompetensi, otonomi, dan keterhubungan. Ketiga kebutuhan tersebut mendukung pembentukan kepribadian yang utuh.

Doktor Dyah menjelaskan bahwa individu perlu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kehidupannya (kompetensi), memiliki kendali dalam pengambilan keputusan (otonomi), dan menjalin hubungan sosial yang baik (keterhubungan).

“Dengan tiga kebutuhan pokok tersebut, individu akan lebih optimal dalam mengaktualisasikan diri sehingga kepuasan akan kehidupan yang dijalani juga makin meningkat,” ujar Dr Dyah dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/5/2024).

Pendidikan, baik formal maupun nonformal, dapat menjadi saluran untuk memenuhi kebutuhan kompetensi. Pengalaman dan latihan yang baik akan membentuk dasar karakter seseorang dan membantu dalam pengembangan individu sesuai dengan minat serta bakat yang dimiliki.

“Oleh karena itu, ia menuturkan berbagai kegiatan yang mampu memperkaya pengalaman belajar menjadi sangat penting. Sebab, individu bisa mengeksplorasi dirinya serta mengetahui kemampuan-kemampuan yang relevan dan perlu dikembangkan."

Selain itu, sistem pendidikan juga harus memberikan ruang bagi individu untuk berkembang dan memupuk rasa percaya diri sehingga membentuk pribadi yang mandiri serta bertanggung jawab.

Pengalaman akan keberhasilan pun perlu diberikan agar individu mampu menghadapi berbagai situasi. Dari situ, sistem pendidikan berperan penting dalam membentuk moral dan karakter seseorang. 

Menurut Dr Dyah, pembentukan karakter sebaiknya dimulai sejak dini. Misalnya, melatih anak untuk membuang sampah pada tempatnya atau menghormati orang lain.

“Sejak awal, pendidikan karakter dapat ditularkan lewat contoh nyata dari orangtua atau guru sebagai orang dewasa kepada anak. Nantinya, anak dapat membedakan mana nilai-nilai yang dianggap baik oleh lingkungannya,” kata Dr Dyah.

Kemudian, anak diminta untuk menirukan perilaku baik tersebut. Lama-kelamaan, perilaku tersebut menjadi kebiasaan baik yang tumbuh pada anak.

Meskipun tujuan pendidikan nasional Indonesia menitikberatkan pada pembentukan karakter, implementasinya masih belum tertata dengan baik. Keberhasilan pendidikan karakter dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya.

Menurut Dr Dyah, jika masyarakat di Indonesia sudah menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang baik, artinya pembentukan karakter lewat pendidikan karakter sudah berhasil.

Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas SDM yang baik didapat dari sistem pendidikan yang mengutamakan pendidikan karakter yang baik pula.

“Bangsa lain yang lebih maju, seperti Jepang, memiliki pendidikan karakter yang sangat baik dan ini diperoleh tidak hanya dari sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi juga dari budaya yang juga terus dilestarikan,” ujar Dr Dyah.

Untuk mencapai hal tersebut, Dr Dyah mengatakan bahwa salah satu transformasi sosial yang diharapkan adalah kehadiran pendidikan yang berkualitas dan merata. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, konten keilmuan menjadi hal yang mudah untuk diakses kapan pun dan di mana pun.

Meski konten keilmuan mudah diakses, pembentukan pribadi yang mandiri dan bermoral serta penguasaan kemampuan abad 21, seperti berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah, berkolaborasi, kemampuan berkomunikasi, menjadi warga negara global, serta kemampuan literasi digital, masih belum optimal.

Padahal, kata Dr Dyah, kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan untuk beradaptasi pada berbagai perubahan yang akan dialami pada masa mendatang.

“Bimbingan dan dukungan dari lingkungan keluarga, sekolah, serta masyarakat juga tak kalah penting dalam membentuk manusia yang berkarakter baik,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com