Advertorial

Beredar Video Uang Hilang, Ekonom: Tak Perlu Khawatir, Menabung di Bank Sangat Aman

Kompas.com - 06/05/2024, 12:10 WIB

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi yang semakin pesat memungkinkan informasi untuk disebarkan dengan cepat. Namun, masyarakat harus waspada akan informasi hoaks dan menyesatkan, terutama yang berkaitan dengan layanan perbankan, karena hal ini bisa menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Salah satu contohnya belum lama ini, akun media sosial (medsos) Instagram, TikTok, Faceook Rama News (@ramanews) pada Selasa (23/4/2024) mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik.

Video tersebut menyebarkan informasi palsu bahwa kehilangan uang oleh nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) merupakan akibat dari dana yang diperlukan untuk serangan bantuan sosial (bansos) terkait pemilihan umum (pemilu).

Selain itu, pengunggah juga mengajak masyarakat untuk menarik uangnya yang ada di BRI dan menyimpannya sendiri.

BRI telah menegaskan bahwa video “Uang Hilang di BRI adalah Efek dari Pemilu untuk Serangan Bansos” tersebut tidak benar dan tidak berdasar.

Ekonom Piter Abdullah mengungkapkan bahwa perbankan nasional masih menjadi tempat yang sangat aman untuk menyimpan uang.

Perbankan diawasi secara ketat oleh regulator, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan bisa mempercayai kinerja perbankan nasional.

"Menyimpan uang di bank sangat aman. Malah, dibandingkan emas, simpanan di bank lebih likuid bisa digunakan untuk belanja dengan kartu debit. Bank adalah lembaga keuangan yang sangat ketat diawasi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Namun, nasabah tetap disarankan untuk berhati-hati dan memastikan bahwa bank yang mereka gunakan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

LPS adalah lembaga independen yang bertujuan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Hal ini memastikan keselamatan ekonomi nasional melalui bank.

Untuk simpanan nasabah, nilai maksimum yang dijamin oleh LPS per nasabah di satu bank adalah Rp 2 miliar.

Jika melebihi jumlah tersebut, uang akan ditangani oleh tim likuidasi bank. Jenis simpanan yang dijamin oleh LPS termasuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan jenis lainnya.

Pentingnya penggunaan medsos secara positif

Terkait beredarnya video hoaks uang hilang di medsos baru-baru ini, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan medsos secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

“BRI juga terus mengimbau dan memberikan edukasi kepada nasabah, serta masyarakat untuk dapat bertransaksi aman dan nyaman. Hal ini tak lepas dari masih adanya berbagai modus penipuan online atau social engineering,” imbuhnya.

BRI juga mengingatkan tentang modus penipuan online, seperti permintaan untuk meng-klik sebuah file undangan pernikahan berformat Android Package Kit (APK) di WhatsApp. 

Nasabah diimbau untuk lebih waspada dan tidak mengunduh atau mengakses aplikasi yang tidak resmi.

Selain itu, Hendy mengimbau nasabah untuk tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan perbankan, serta tidak memberikan informasi tersebut kepada pihak yang mengatasnamakan BRI.

Hal tersebut termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan, seperti nomor rekening, nomor kartu, personal identification number (PIN), user, password, one-time password (OTP), dsb. melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau