Advertorial

Intip Bunga Deposito 4 Bank di Indonesia, Mana yang Paling Cuan?

Kompas.com - 22/05/2024, 11:14 WIB

KOMPAS.com – Agar bisa mencapai kebebasan finansial, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menginvestasikan dana pada deposito. Instrumen investasi ini dikenal aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Suku bunga deposito pun cukup menggiurkan.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen pada April 2024. Hal sama juga berlaku untuk suku bunga Deposit Facility yang naik menjadi 5,50 persen. Kenaikan tersebut juga memengaruhi suku bunga deposito bank-bank di Indonesia.

Jika Anda ingin membuka deposito, sebaiknya bandingkan suku bunga yang diberikan oleh bank. Untuk memudahkan, berikut adalah suku bunga deposito dari empat bank besar di Indonesia.

Suku bunga deposito BRI

Bank Rakyat Indonesia atau BRI menawarkan suku bunga deposito yang menggiurkan. Untuk masa penyimpanan 1 bulan, suku bunga deposito yang ditawarkan adalah 3,25 persen dan 3 bulan sebesar 3,50 persen.

Kemudian, suku bunga 3 persen untuk masa simpan 6, 12, 24, dan 36 bulan. Selain itu, untuk deposito dalam bentuk mata uang asing atau valas, suku bunga yang ditawarkan sebesar 1-2,25 persen.

Sebagai informasi, pembukaan deposito BRI kini juga bisa dilakukan secara daring. Salah satunya melalui aplikasi BRImo.

Pembukaan deposito via BRImo bisa dilakukan di mana dan kapan saja melalui smartphone Anda. Terlebih, nasabah yang membuka deposito via BRImo akan mendapatkan tambahan reward sebesar 1 persen.

Suku bunga deposito Bank Mandiri

Bank Mandiri menawarkan suku bunga deposito sebesar 2,25 persen untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan.

Sementara itu, suku bunga sebesar 2,50 persen ditawarkan untuk jangka waktu penyimpanan 6, 12, dan 36 bulan.

Deposito dengan mata uang asing atau valuta asing (valas) akan diberikan suku bunga sebesar 0,75 persen-1,75 persen.

Suku bunga deposito BCA

Bank Central Asia atau BCA memberikan suku bunga deposito sebesar 2,65-2,90 persen untuk jangka waktu 1 bulan.

Kemudian, suku bunga sebesar 2,90–3,15 persen untuk masa penyimpanan 3 bulan. Untuk jangka waktu penyimpanan 6 bulan, suku bunga yang ditawarkan sebesar 2,25 persen.

Sementara itu, suku bunga sebesar 2,00 persen untuk penyimpanan 12 bulan. Deposito valas juga mendapatkan suku bunga dengan rentang 1,50-2,25 persen.

Suku bunga deposito BNI

Hampir mirip dengan Bank Mandiri, bank pelat merah yang satu ini menawarkan suku bunga deposito sebesar 2,25 persen untuk penyimpanan 1 bulan. Kemudian, untuk penyimpanan 3 bulan, BNI menawarkan suku bunga sebesar 2,50 persen, atau 0,50 persen lebih tinggi dari Mandiri.

Suku bunga sebesar 2,75 persen ditawarkan untuk masa penyimpanan 6 bulan, sedangkan suku bunga sebesar 3 persen untuk 12 dan 24 bulan.

Penawaran suku bunga deposito valas juga dilakukan oleh BNI, yaitu sebesar 0,75-1,75 persen.

Investasi lain yang juga bisa bikin cuan

Selain deposito, saham juga bisa menjadi pilihan instrumen investasi. Meski demikian, Anda harus memahami bahwa saham punya risiko tinggi. Artinya, peluang imbal hasil yang dihasilkan besar, begitu pula dengan risiko penurunan harga saham.

Bagi pemula, Anda bisa melirik saham blue chip, khususnya perbankan, seperti saham BRI dengan kode emiten BBRI dan BCA dengan kode emiten BBCAI. Berikut adalah ulasan singkatnya.

BBRI

Tak hanya tabungan deposito, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI juga menjadi salah satu satu saham perbankan yang diminati masyarakat. Pasalnya, saham BBRI memiliki sejumlah keunggulan yang menarik di kalangan investor.

Salah satunya, saham BBRI didukung oleh kinerja bisnis BRI yang solid dan kuat. Hal ini terbukti pada triwulan I 2024, BRI secara konsolidasi membukukan keuntungan sebesar Rp 15,98 triliun. Angka ini naik sebesar Rp 0,42 triliun secara year on year (yoy).

Kemudian, jumlah transaksi pada super apps BRI, BRImo juga mengalami peningkatan. Pada tiga bulan awal 2024, terdapat 969 juta transaksi finansial menggunakan BRImo. Adapun volumenya mencapai Rp 1.251 triliun atau tumbuh sebesar 41,8 persen yoy.

Selain itu, kepercayaan masyarakat yang tinggi pada BRI membuat prospek jangka panjang dari investasi saham BBRI tergolong sangat baik.

Hal tersebut dibuktikan dengan selama beberapa tahun belakangan, saham BBRI memiliki tren kenaikan harga yang cenderung naik dan stabil dalam jangka panjang. Bahkan, pada awal 2024, harga saham BBRI sempat menyentuh rekor tertingginya atau all time high (ATH) di level 5.850 per lembar.

BBCA

Saham BBCA kerap menjadi incaran karena dinilai tumbuh stabil tiap tahun. Pada 2023, misalnya, BBCA naik level sebesar Rp 9.050 per lembar saham dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.104,48 triliun.

Namun, jika dilihat secara bulanan, saham kode emiten ini cukup stagnan. Per 12 Februari 2024, saham BBCA berada di level Rp 9.800 per lembar. Per 16 Mei 2024, BBCA turun tipis menjadi Rp 9.600 per lembar.

BBNI

Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini juga cukup menarik bagi para investor. Pasalnya, BBNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 14,2 persen jika dibandingkan pada 2022 dengan nilai Rp 18,3 triliun.

Meski dinilai harga sahamnya masih tergolong murah, BBNI dapat tumbuh secara positif dan berpeluang menguat pada 2024. Salah satunya dengan penerbitan surat utang senior dalam denominasi senilai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,94 triliun yang dilakukan perseroan.

Namun, harga saham BBNI kini mengalami penurunan. Per 2 Mei 2024, saham BBNI berada di level Rp 4.830 per saham atau turun 420 poin. Sementara itu, pada hari sama, net sell asing tercatat sebesar 202,9 miliar lembar saham senilai Rp 992 miliar.

BMRI

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI menjadi incaran para investor di bidang saham perbankan. Hal ini disebabkan oleh rekor tertinggi yang berhasil dicetak BMRI pada awal tahun.

Pada 4 Januari 2024, BMRI berhasil mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa atau ATH baru pasca stock split, yaitu naik sebesar 4,1 persen dengan harga Rp 6.350 per unit. Adapun ATH terakhir BMRI pada 5 Oktober 2023 adalah Rp 6.125 per unit.

Setelah itu, saham BMRI terus mengalami kenaikan hingga mencapai rekor di Rp 7.400 pada pertengahan Maret 2024. Namun, pada awal Mei 2024, saham BMRI mengalami penurunan hingga Rp 6.150 per unit.

Itulah perbandingan suku bunga deposito dan saham dari beberapa bank besar di Indonesia yang bisa dijadikan pilihan untuk berinvestasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau