Advertorial

Ingin Pasang Gigi Palsu Lepasan? Kenali Dulu 3 Tanda Ini

Kompas.com - 24/05/2024, 14:10 WIB

KOMPAS.com - Memakai gigi palsu lepasan dapat menjadi solusi bagi manula yang sudah kesulitan mengunyah makanan.

Meski demikian, memasang gigi palsu bukan perkara mudah karena harus melewati beberapa pertimbangan, seperti biaya serta kondisi gigi. Jika kondisi gigi berlubang, dokter gigi biasanya akan melakukan perawatan akar gigi terlebih dulu.

Supaya lebih jelas, berikut tiga kondisi jika Anda membutuhkan gigi palsu.

  1. Gigi keropos

Pengeroposan gigi terjadi ketika enamel gigi terkikis oleh zat asam. Hal ini dapat membuat gigi menjadi berlubang atau bahkan patah.

Penanganan gigi keropos biasanya akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Namun, jika penanganannya harus cabut gigi, solusinya adalah pemasangan gigi palsu.

  1. Kesulitan mengunyah

Banyak faktor yang membuat mengunyah makanan menjadi sulit, seperti infeksi gigi, tekstur makanan sulit dicerna, serta gigi mulai goyah.

Jika mengalami gejala ini, Anda dianjurkan memeriksa gigi ke dokter gigi. Anda juga bisa menanyakan gigi palsu lepasan sebagai alternatif kepada dokter jika mengalami berbagai gejala di atas.

  1. Gigi ompong

Gigi ompong dapat membuat tingkat kepercayaan diri dan nafsu makan jadi menurun. Hal ini biasanya disebabkan dua faktor, yakni kondisi gigi memburuk karena berlubang atau usia lanjut.

Sejatinya, terdapat solusi dalam mengatasi gigi palsu. Salah satunya menggunakan gigi palsu lepasan. Gigi palsu lepasan biasanya dapat dilepas dan dipasang kembali oleh penggunanya. Saat ini, terdapat tiga jenis bahan gigi palsu lepasan, seperti akrilik, valplast, dan kerangka logam.

Harga gigi palsu lepasan bermacam-macam tergantung bahan yang digunakan. Gigi palsu berbahan porselen akrilik umumnya memiliki harga sekitar Rp 1,2 sampai Rp1,4 juta per plat.

Untuk gigi palsu berbahan valplast, harganya berkisar Rp 2,3 juta sampai Rp 2,5 juta per plat. Sementara itu, gigi palsu kerangka logam harganya di atas Rp 3 juta untuk satu rahang.

Gigi palsu lepasan dapat menjadi solusi bagi manula yang sudah kesulitan mengunyah makanan.DOK. Polident Gigi palsu lepasan dapat menjadi solusi bagi manula yang sudah kesulitan mengunyah makanan.

Itulah tanda-tanda Anda harus memakai gigi palsu. Tujuannya, supaya Anda bisa mempersiapkan diri sekaligus mengetahui kondisi menggunakan gigi palsu.

Selain itu, Anda juga harus mengetahui bahwa menggunakan gigi palsu lepasan membutuhkan komitmen kuat. Pasalnya, gigi palsu lepasan membutuhkan tingkat higienis yang baik agar kualitas tetap baik dan tidak terkena bau mulut ketika digunakan.

Oleh karena itu, pengguna gigi palsu harus mulai siap sedia Polident. Sebagai informasi, Polident merupakan perekat dan pembersih gigi tiruan. Polident hadir dalam dua produk, yaitu Polident Adhesive dan Polident Cleanser.

Polident Adhesive dapat membuat manula bebas menikmati semua makanan.DOK. Polident Polident Adhesive dapat membuat manula bebas menikmati semua makanan.

Polident Adhesive merupakan perekat gigi palsu yang dapat menempel kuat hingga 12 jam. Segel produk ini dapat mencegah sisa makanan agar tidak terselip di gigi dan gusi. Sementara itu, Polident Cleanser adalah pembersih gigi palsu yang membantu hilangkan bakteri dan sisa makanan tertinggal di gigi palsu.

Anda dapat menggunakan Polident Adhesive jika masih suka menyantap makanan favorit. Produk ini mudah digunakan karena memiliki panduan. Anda cukup mencuci dan mengeringkan gigi palsu. Selanjutnya, gunakan perekat gigi palsu Polident sesuai panduan.

Sebelum memakai gigi palsu, anda dapat membersihkan mulut, seperti bilas atau kumur-kumur mulut. Selanjutnya, letakkan gigi palsu pada mulut. Pegang gigi palsu dengan kuat dan tekan ke bagian mulut selama beberapa detik.

Jadi, tunggu apalagi? Anda dapat membeli Polident di e-commerce kesayangan. Untuk infomasi lebih lanjut, Anda dapat klik tautan ini. PM-ID-POLD-24-00077

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau