KOMPAS.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengapresiasi kinerja Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji karena berhasil mengakselerasi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Di bawah kepemimpinan Eri-Armuji, penyelesaian persoalan di wilayah Surabaya, Jawa Timur (Jatim), dapat berjalan optimal.
"Saya melihat pertumbuhan di Surabaya terus bergerak positif di berbagai sektor pembangunan. Sebab, di masa kepemimpinan Pak Eri dan Pak Armuji, semuanya digerakkan serta digenjot habis-habisan," ujar Adi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (28/5/2024).
Adi menambahkan, optimalisasi pergerakan pembangunan bisa terjadi karena ada keterbukaan Eri dan Armuji dalam membaca kebutuhan warga Surabaya.
Kebutuhan tersebut mereka akomodasi melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) ataupun forum lain, baik bersama DPRD maupun para pemangku kepentingan masyarakat.
"Jadi, saat pengusulan anggaran dalam rancangan dan penetapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), kepentingan-kepentingan masyarakat itu bisa terwadahi dan direalisasikan," jelas Adi.
Adi menyebutkan, salah satu progres dari keberhasilan Eri dan Armuji adalah pelaksanaan tata kelola pembangunan berkelanjutan, khususnya saat memperluas akses kesehatan dengan membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur.
RSUD yang berlokasi di Jalan Medokan Asri Tengah, Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya, tersebut menjadi terobosan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memeratakan pelayanan kepada masyarakat.
"Pemkot Surabaya sebelumnya sudah punya RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) dan RSUD dr Soewandhie. Masyarakat juga sekarang semakin dipermudah karena kini berobat cukup memakai KTP," ucapnya.
Berdasarkan, data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), progres pembangunan RSUD Surabaya Timur telah mencapai 45,9 persen. Fasilitas ini ditargetkan beroperasi pada September 2025.
Adi juga menyebut bahwa Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya itu mampu meneruskan kebijakan dari pemerintahan sebelumnya. Terkait kebijakan pemerataan pendidikan, misalnya, Pemkot Surabaya memberikan intervensi kepada keluarga tidak mampu serta menyamaratakan kualitas antara sekolah negeri dan swasta.
Adapun total kuota beasiswa pendidikan di Kota Surabaya, mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga perkuliahan, mencapai 25.919 penerima pada 2024. Kuota tahun ini meningkat ketimbang 2023 yang hanya menyasar pada 1.339 pelajar.
Angka puluhan ribu beasiswa itu terdiri dari "Beasiswa Penghafal Kitab Suci" untuk jenjang TK-SD dengan kuota sebanyak 1.419 penerima.
Kemudian, kuota program "Beasiswa Pemuda Tangguh" untuk pelajar SMA/SMK/MA dan mahasiswa ditambah menjadi 21.000 pada 2024 dari 20.356 pada 2023.
Adi pun optimistis, langkah dari Eri dan Armuji bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Surabaya.
Hal itu juga diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan berkat pendidikan yang semakin baik dari generasi ke generasi berikutnya.
"Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya mampu menunjukkan keberpihakannya kepada masyarakat," terangnya.
Pembangunan di Kota Surabaya yang cepat, tambah Adi, juga tak bisa dilepaskan dari semangat gotong royong yang ditanamkan oleh Eri dan Armuji, mulai dari pengurus di tingkat RT/RW, aparat kelurahan dan kecamatan, hingga jajaran kedinasan di lingkungan setempat.
"Hal ini menjadi daya dongkrak terhadap partisipasi masyarakat pada pembangunan di Surabaya serta selaras dengan jumlah anggaran pendapatan dan belanja daerah," kata Adi.
Adi berharap, seluruh keberhasilan pelaksanaan dan tata kelola pembangunan saat ini bisa ditingkatkan. Terlebih, usia Kota Surabaya akan menginjak usia 731 tahun pada Jumat (31/5/2024).
"Surabaya semakin bergerak ke arah lebih baik dan tidak kehilangan jati diri. Sebab, kota ini berkembang karena ada kepedulian antar-sesama warga," jelas Adi.