Advertorial

Jadi Pembicara Rakernas Apeksi XVII 2024, Mendagri Beri Pesan Penting untuk Kepala Daerah

Kompas.com - 04/06/2024, 20:32 WIB

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan pesan penting kepada kepala daerah pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII 2024 di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC), Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (4/6/2024).

Mendagri mengatakan bahwa saat ini, Indonesia tengah menghadapi sejumlah tantangan besar, yakni memaksimalkan bonus demografi. Ia menjelaskan, bonus demografi harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Sebab jika tidak, kondisi ini akan menjadi bencana di kemudian hari.

"Kita menghadapi usia kerja yang potensial dalam jumlah yang besar, tetapi angkatan kerja ini akan menjadi bencana demografi kalau tidak bekerja," kata Mendagri dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (4/6/2024).

Guna memberdayakan bonus demografi, lanjut Mendagri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebut saja, memberikan pendidikan, memperhatikan kesehatan, dan membuka lapangan kerja untuk mereka.

Jika kebijakan tersebut berhasil dilakukan, bonus demografi dapat menjadi mesin produksi yang hebat. Ini sesuai visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia kekuatan ekonomi nomor 4 terbesar di dunia.

Mendagri melanjutkan, angkatan kerja produktif merupakan salah satu syarat negara tersebut memiliki mesin ekonomi yang kuat. Adapun syarat berikutnya adalah sumber daya alam (SDA). SDA yang melimpah untuk mendukung produksi dan wilayah luas untuk menampung mesin produksi secara masif. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki syarat tersebut.

“Kalau dilihat tiga syarat itu, hanya 10 negara yang memilikinya di antara 200 negara di dunia,” tambahnya.

Oleh karena itu, Mendagri mengimbau agar kepala daerah harus memperhatikan bonus demografi yang merupakan modal besar dalam pembangunan. Ia mendorong kepala daerah agar fokus membangun kualitas angkatan kerja melalui bidang pendidikan dan kesehatan.

“Tenaga kerja anak-anak muda harus terdidik, terlatih, dan sehat,” ujar Mendagri.

Selain bonus demografi, inflasi juga menjadi masalah yang menarik atensi Mendagri. Ia meminta kepala daerah menjaga inflasi agar tidak membebani daya beli masyarakat.

Bahkan, untuk menjaga laju inflasi, Mendagri kepada kepala daerah untuk mengikuti pertemuan virtual yang rutin digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) setiap minggu.

"Kenapa kami ngotot mengendalikan inflasi? Sebab, masalah ini menjadi atensi publik nomor satu. Barang-barang tersedia, terutama pangan, harganya harus terjangkau. Analisis harganya tidak boleh terlalu tinggi," tegasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau