Advertorial

Kunjungi Karangdowo, Jokowi Soroti Program Pompanisasi dan Produksi Padi di Kabupaten Klaten

Kompas.com - 19/06/2024, 16:51 WIB

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau program Pompanisasi Air Sungai Dengkeng di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Rabu (19/6/2024).

Pada kesempatan itu, ia didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana.

Selain itu, ada pula Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jateng Irjen Ahmad Luthfi, Pangdam Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, dan Bupati Klaten Sri Mulyani.

Program tersebut merupakan inisiatif Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi padi di wilayah Kabupaten Klaten.

Tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB, Presiden Jokowi menyempatkan berbincang langsung dengan sejumlah petani.

Usai pengecekan, Jokowi melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Karanganyar untuk meninjau program serupa.

Peninjauan tersebut dilakukan dalam rangka memastikan kondisi peralatan pengairan lahan tanam padi di wilayah tersebut berfungsi optimal.

Hal itu sejalan dengan upaya pengendalian inflasi nasional yang disampaikan Jokowi pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Rakornas tersebut turut membahas perihal ancaman krisis pangan hingga kelaparan pada 2050 dalam skala dunia. Tak kurang dari 50 juta petani diperkirakan bakal kekurangan pangan karena tidak ada air.

“Upaya pengendalian inflasi penting dilakukan oleh setiap kepala daerah,” ujar Jokowi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Pada kesempatan sama, Mentan mengatakan bahwa wilayah Indonesia sedang mengalami El Nino atau perubahan iklim ekstrem dan kekeringan yang terjadi secara merata.

Ia menilai, pompanisasi dapat menjadi solusi awal untuk meningkatkan dan mempercepat produksi gabah.

"Pompanisasi merupakan solusi tercepat agar indeks tanam padi meningkat yang tadinya satu kali bisa menjadi dua kali. Adapun yang kedua kali menjadi tiga kali," kata Amran.

 Di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sendiri terdapat potensi lahan tanam padi seluas 267 ribu hektare (ha).

"Kalau indeks tanam (IP) dinaikkan 1-1,5 kali lipat, potensinya bisa meningkat hampir dua kali lipat," terang Amran.

Sementara itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa program pompanisasi telah tersebar di 65 titik di wilayah Kabupaten Klaten.

Menurutnya, program tersebut dapat membantu petani di Kabupaten Klaten untuk memaksimalkan potensi produksi padi.

"Presiden Jokowi juga memberikan semangat kepada para petani untuk meningkatkan produksi padi," kata Bupati Klaten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau