Advertorial

Distribusi Bantuan Pangan Bulog Dinilai Beri Dampak Positif Bagi Ketahanan Pangan dan Perekonomian Nasional

Kompas.com - 20/06/2024, 21:03 WIB

KOMPAS.com – Penerima Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi 2019 Esther Duflo, Abhijit Banerjee, dan Michael Kremer mengatakan bahwa membantu penduduk miskin secara langsung dan terarah tidak hanya mengangkat mereka dari jebakan kemiskinan, tetapi juga memberikan dorongan perekonomian negara.

Program-program berskala kecil ataupun terarah, seperti akses ke kredit mikro, bantuan pangan ke penduduk berpenghasilan rendah, dan dukungan produksi pertanian, memungkinkan individu untuk berinvestasi dalam peluang yang lebih produktif.

Untuk mendukung hal itu, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) memainkan peran penting dalam distribusi bantuan pangan beras di Indonesia.

Pada 2024, Bulog telah menyalurkan bantuan beras sebanyak 10 kg per bulan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Angka ini naik dari 21,3 juta KPM pada 2023.

Bantuan pangan tersebut bisa membantu keluarga miskin untuk mencukupi kebutuhan pangan utama sehingga mereka bisa berfokus pada kebutuhan penting lain sebagai penunjang hidup.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa kelompok masyarakat miskin yang berjumlah lebih dari 21 juta orang sudah tidak perlu sibuk lagi mencari beras.

“(Kebutuhan beras) sudah disediakan pemerintah,” ujar Bayu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Pada 2023, Bulog telah menyalurkan sekitar 213.000 ton beras setiap bulan kepada penerima manfaat. Hal ini juga memberikan pengaruh kepada stabilitas harga beras.

Pakar pangan Indonesia Tito Pranolo mengatakan, terdapat dua manfaat dari distribusi bantuan pangan beras oleh Bulog yang terlihat jelas.

Pertama, stabilisasi harga beras. Keberadaan bantuan pangan membuat volatilitas tinggi pada harga beras tidak terjadi. Hal ini sesuai dengan hukum supply demand. Kedua, kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bisa mendapatkan akses pangan untuk mencukupi kebutuhan hariannya,” jelas Tito.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 mencapai 9,36 persen atau mencapai 25,9 juta orang.

Menurut Esther Duflo, masyarakat miskin cenderung memiliki perilaku konsumen yang berbeda. Oleh sebab itu, keputusan pembelian barang menjadi kompleks karena keterbatasan sumber daya.

Salah satu penerima manfaat bantuan beras di Grogol, Jakarta Barat, Asteria (73 tahun), menceritakan bahwa sejak Maret 2024, ia telah menerima bantuan beras sebanyak empat kali.

“Hal itu membantu kebutuhan pangan pokok bulanan keluarga saya. Bantuan beras 10 kg lebih kurang habis dalam waktu 3 minggu. Terima kasih atas bantuan dan perhatiannya kepada kami masyarakat kecil,” katanya.

Bayu menilai bahwa peran Bulog membantu keluarga miskin mencukupi kebutuhan berasnya. Peran ini harus terus diperkuat dan didukung oleh berbagai pemegang kebijakan agar manfaat bagi perekonomian nasional semakin optimal.

Kolaborasi antara Perum Bulog dan berbagai entitas yang membuat regulasi pangan di pemerintahan serta masyarakat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan nasional.

“Perum Bulog terus menjadi pilar penting dalam perekonomian Indonesia sebagai operator pelaksana rantai pasok pangan tepercaya dan berpengalaman yang akan terus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan membantu mewujudkan ketahanan pangan keberlanjutan,” tutup Bayu.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau