Advertorial

Buat Orangtua, Ini Kiat Mencegah Anak Terlibat dalam Bullying di Sekolah

Kompas.com - 24/06/2024, 11:14 WIB

KOMPAS.com - Bullying atau perundungan di sekolah merupakan masalah yang serius dan dapat berdampak negatif jangka panjang bagi perkembangan anak.

Di Indonesia, kasus perundungan mengalami kenaikan selama 2023. Berdasarkan catatan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat 30 kasus perundungan di satuan pendidikan sepanjang tahun lalu. Jumlah ini meningkat sembilan kasus dari tahun sebelumnya.

Dari 30 kasus, 50 persen terjadi di jenjang SMP, 30 persen di SD, 10 persen di SMA, dan 10 persen di SMK.

Orangtua sendiri memegang peran penting dalam mencegah anak menjadi pelaku atau korban perundungan. Orangtua perlu menerapkan pola asuh yang tepat, disiplin, dan tertib sehingga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak secara sehat.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh orangtua untuk mencegah perundungan.

  1. Bangun komunikasi yang efektif

Komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak sangat penting. Anak perlu merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi di sekolah, termasuk terkait perundungan. Orangtua harus mendengarkan tanpa menghakimi dan memberikan dukungan emosional.

Dengan demikian, anak akan merasa didukung dan lebih mungkin untuk berbicara jika mereka mengalami atau menyaksikan perundungan.

  1. Ajarkan empati dan kepedulian

Nilai-nilai empati dan kepedulian perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Hal ini dapat membantu mereka memahami pentingnya menghormati perasaan orang lain.

Orangtua dapat memberikan contoh dengan memperlihatkan perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, orangtua juga perlu memberi pemahaman tentang pengaruh tindakan mereka terhadap orang lain.

Hal tersebut membantu anak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga mengurangi kemungkinan mereka menjadi pelaku perundungan.

  1. Terapkan aturan yang jelas

Orangtua harus menetapkan aturan-aturan yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan memberikan konsekuensi jika aturan tersebut dilanggar.

Penerapan aturan tersebut bukan berarti memberikan hukuman fisik atau emosional, melainkan penegakan aturan dengan cara yang tegas, tetapi tetap penuh kasih sayang. Anak yang memahami batasan-batasan yang telah ditetapkan cenderung memiliki perilaku yang lebih tertib dan menghormati hak-hak orang lain.

  1. Beri edukasi tentang perundungan

Pendidikan tentang perundungan harus dimulai dari rumah. Orangtua perlu menjelaskan kepada anak tentang apa itu perundungan, mengapa hal itu salah, dan bagaimana cara menghadapinya.

Edukasi tersebut termasuk mengajarkan anak untuk tidak takut melaporkan perundungan kepada guru atau orang dewasa lain yang dapat dipercaya. Anak yang teredukasi dengan baik tentang perundungan lebih mampu mengenali tanda-tanda awal dan lebih siap untuk mengambil tindakan yang tepat.

  1. Ketahui dan awasi lingkungan sosial anak

Orangtua perlu mengenal lingkungan sosial anak, termasuk teman-temannya dan orang dewasa yang sering berinteraksi dengan mereka.

Dengan mengetahui siapa saja yang ada di sekitar anak, orangtua dapat lebih cepat mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan pencegahan. Pengawasan interaksi anak di media sosial juga penting, karena perundungan sering kali terjadi secara daring (cyberbullying).

  1. Dorong aktivitas positif dan keterlibatan sosial

Anak yang terlibat dalam kegiatan positif dan konstruktif cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi dan lebih sedikit waktu untuk terlibat dalam perilaku negatif. Orangtua dapat mendorong anak untuk bergabung dengan klub, olahraga, atau kegiatan ekstrakurikuler lain yang mereka minati. Keterlibatan dalam kegiatan ini juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan membentuk hubungan positif dengan teman sebaya.

  1. Ajarkan kedisiplinan lewat menabung

Kedisiplinan tidak hanya diajarkan dengan menerapkan aturan ketat. Aktivitas menabung pun bisa menjadi sarana untuk membentuk sikap disiplin.

Melalui aktivitas menabung, anak tidak hanya belajar tentang nilai uang dan pengelolaan finansial, tetapi juga mengembangkan kebiasaan positif yang dapat mereka terapkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan mengajarkan kedisiplinan lewat menabung, orangtua membantu anak mengembangkan keterampilan penting yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka.

Karakter anak dapat terbangun. Anak bisa belajar mengelola sumber daya dan memahami nilai dari kerja keras dan kesabaran. Melalui proses ini, anak akan tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan disiplin.

Bangun kedisiplinan dengan rutin menabung di Tabungan BRI Junio

Tabungan BRI Junio. Dok. BRI Tabungan BRI Junio.

Salah satu tabungan yang pas buat anak adalah Tabungan BRI Junio. Tabungan BRI Junio merupakan produk tabungan yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan berbagai keunggulan menarik.

Salah satu fitur yang paling menonjol dari tabungan tersebut adalah bebas biaya administrasi. Itu berarti, saldo tabungan anak tidak akan tergerus oleh biaya bulanan sehingga tabungan bisa tumbuh lebih optimal.

Selain itu, BRI Junio menawarkan setoran awal yang sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp 100.000. Jumlah ini tentu sangat ringan bagi kebanyakan keluarga dan bisa menjadi langkah awal yang baik untuk memulai kebiasaan menabung bagi anak.

Dengan setoran awal yang rendah, orangtua pun bisa lebih mudah mengajarkan anak untuk menabung secara rutin. Hal ini pun turut membangun karakter disiplin pada anak.

Karena terhubung dengan Tabungan BRI orangtua, tabungan anak pun bisa dipantau secara rutin dan real-time melalui BRImo.

Pembukaan rekening Tabungan BRI Junio juga sangat sederhana dan bisa dilakukan secara daring kapan dan di mana saja melalui BRImo sehingga tidak perlu datang ke kantor cabang BRI.

BRImo tersedia di Google Play Store, App Store, atau Huawei AppGallery. Namun, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pembukaan rekening Tabungan BRI Junio. Prosesnya hanya bisa dilakukan oleh orangtua yang sudah memiliki rekening BRI dan akun BRImo.

Oleh karena itu, pembukaan rekening Tabungan BRI Junio harus disatukan dengan rekening orangtua yang bisa berupa rekening BritAma atau Simpedes.

Nama yang tertera pada rekening adalah nama orangtua diikuti oleh "QQ" dan nama anak. Rekening Tabungan BRI Junio yang terbentuk secara otomatis akan terdaftar dalam registrasi finansial di BRImo.

Untuk pembukaan rekening, orangtua perlu menyiapkan dokumen berupa Kartu Keluarga (KK) dan akta lahir anak.

Yuk ajarkan anak kedisiplinan lewat menabung di Tabungan BRI Junio agar anak tidak terlibat dalam perundungan di sekolah.

#TabunganAnak #TabunganBRIJunio #TabunganBRIPasBuatmu #BRImoMudahSerbaBisa

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com