Advertorial

Berkat Gerakan Sekole Maning Lur, 305 Anak di Kota Cilegon Bisa Bersekolah Kembali

Kompas.com - 05/07/2024, 10:18 WIB

KOMPAS.com – Sebanyak 305 anak di Kota Cilegon, Banten, yang sempat putus sekolah, kini sudah bersekolah kembali berkat program Gerakan Sekole Maning Lur dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian yang menjelaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon berhasil membujuk 305 masyarakatnya untuk kembali bersekolah.

“Alhamdulillah dengan adanya program ini, kami membujuk kurang lebih dari 305 dari 428 anak yang putus sekolah," ungkapnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (5/7/2024).

Lebih lanjut, Helldy menjelaskan, pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang dapat membantu mengubah ekonomi keluarga.

“Harapan saya, pendidikan ini bisa berdampak pada (berkurangnya) pengangguran. Jika menganggur dan miskin, bisa menyebabkan munculnya aksi kriminalitas. Jadi, pendidikan itu penting dan kami akan selalu perhatikan pendidikan di Cilegon,” katanya dalam kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon, Kamis (4/7/2024).

Helldy pun berterima kasih kepada Dindikbud Kota Cilegon yang sudah memfasilitasi masyarakat agar bisa kembali sekolah.

“Terima kasih saya sampaikan kepada Kepala Dinas (Kadis) Dindikbud dan jajarannya, juga untuk sekolah-sekolah non-formal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” ujarnya.

Helldy menjelaskan, sekolah non-formal PKBM tersebut telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah secara gratis. Selain PKBM, program sekolah gratis itu juga mendapat bantuan dari Bank BJB dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Kadis Dindikbud Kota Cilegon Heny mengatakan, jumlah anak-anak yang telah kembali bersekolah sudah mencapai lebih dari 70 persen.

“Alhamdulillah, tahun ini sudah bisa mengembalikan hampir 70 persen. Ini PR kami untuk membujuk 123 orang lain yang belum ingin melanjutkan sekolah,” ujarnya.

Heni menjelaskan, Gerakan Sekole Maning Lur merupakan salah satu inovasi yang ditujukan bagi anak putus sekolah agar kembali mengenyam pendidikan, baik melalui sekolah formal maupun non-formal.

"Di Kota Cilegon, (anak) yang putus sekolah sudah kami data (jumlahnya) ada sekitar 428 anak. Dari jumlah itu, sebanyak 305 di antaranya sudah kami kembalikan ke sekolah. Artinya, mereka sudah masuk ke sekolah lagi dengan normal," kata Heni.

Bahkan, kata Heni, ada tujuh anak berkebutuhan khusus yang juga sempat putus sekolah, akan difasilitasi oleh Dindikbud Kota Cilegon untuk mengikuti program kesetaraan paket A, B, dan C.

"Targetnya adalah peningkatan partisipasi masyarakat akan pendidikan. Dengan demikian, akan berdampak pada rata-rata lama sekolah masyarakat Kota Cilegon yang sekarang masih di angka 13 poin. Artinya, rata-rata lama sekolah warga Cilegon baru mencapai semester I kuliah," katanya.

Oleh karena itu, Pemkot Cilegon tengah fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cilegon terus meningkat.

Heni melanjutkan, jika program Gerakan Sekole Maning Lur berhasil, IPM di Kota Cilegon akan naik secara otomatis.

“Salah satu indikator pembangunan suatu daerah, baik kota maupun kabupaten, dikatakan berhasil adalah IPM yang meningkat. Alhamdulillah di masa kepemimpinan Pak Wali Kota Helldy, IPM kami meningkat secara signifikan dari 73,05 menjadi 78,95,” jelas Heni.

Untuk meningkatkan IPM Kota Cilegon, imbuhnya, Wali Kota Cilegon juga menggencarkan program beasiswa full sarjana. Tujuannya, agar target rata-rata lama sekolah di Cilegon mencapai 16 tahun bisa terwujud.

“Harapannya, rata-rata penduduk Cilegon minimal memiliki gelar sarjana," ungkapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com