Advertorial

Pj Gubernur Sulbar Dorong Kabupaten Mamasa Jadi Produsen Anggrek Terbesar di Dunia

Kompas.com - 15/07/2024, 15:13 WIB

KOMPAS.com – Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), menyimpan spesies tanaman anggrek yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia. Kabupaten yang berada di ketinggian 600-2.000 meter di atas permukaan laut tersebut memiliki ratusan jenis anggrek.

Atas dasar itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin akan mendorong pengembangan budi daya tanaman hias anggrek menjadi industri anggrek skala ekspor.

"Kami akan mendorong anggrek menjadi komoditas utama Kabupaten Mamasa. Mamasa akan didorong sebagai produsen (anggrek) kelas dunia karena potensinya sangat besar. Iklimnya cocok karena daerah pegunungan," ujar Bahtiar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (15/7/2024).

Mantan Pj Gubernur Sulsel dan Kepulauan Riau (Kepri) tersebut telah dua kali mengunjungi Kabupaten Mamasa pada Minggu-Senin, 14-15 Juli 2024.

Selama di Mamasa, salah satu agenda Bahtiar adalah meluncurkan Rumah Anggrek Lokal dan Endemik Mamasa.

"Saya mendorong agar kredit usaha rakyat (KUR) dapat membiayai pengembangan budi daya anggrek Kabupaten Mamasa," tambahnya.

Di Mamasa, terdapat anggrek endemik dari keluarga Trichotosia. Anggrek ini ditemukan oleh pengelola wisata Sawo Tondok Bakaru di hutan Mamasa, Andre.

Anggrek yang kemudian dinamakan “Trichotosia andreas” itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh anggrek lain, yaitu bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya.

"Anggrek tersebut sangat langka, bahkan mungkin menjadi satu-satunya trichotosia yang memiliki bulu-bulu di dunia. Untuk varietasnya, (Trichotosia andreas) telah kami daftarkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)," terang Andre.

Pengembangan Anggrek Mamasa dimulai pada 2017 oleh sejumlah pemuda di Desa Tondok Bakaru. Hal ini dilakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat setempat.

Pembudidayaan tanaman itu terus berkembang dari tahun ke tahun hingga warga dan pemuda di desa tersebut yang bekerja sebagai pembudi daya tanaman anggrek semakin banyak.

Mengetahui hal tersebut, pada setiap kesempatan, Bahtiar terus mendorong Mamasa untuk menjadi daerah Taman Anggrek Dunia.

Ia mengatakan bahwa di kabupaten tersebut terdapat sekitar 400 jenis anggrek. Sebanyak 200 di antaranya sudah memiliki nama.

"Kami telah mendorong Bupati Mamasa untuk menjadikan kabupaten ini sebagai produsen anggrek terbesar di dunia," ujar Bahtiar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau