KOMPAS.com - Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar) bersama Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin melakukan studi inovasi pertanian di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam kegiatan tersebut, mereka mengunjungi dua perkebunan modern yang ada di wilayah itu. Salah satu kunjungan dilakukan ke Perkebunan Tibona, Bulukumba, Rabu (31/7/2024).
Sebagai informasi, Perkebunan Tibona memiliki lahan seluas 60 hektare (ha) dan baru digarap pada akhir Maret 2022.
Perkebunan itu memiliki komoditas berupa durian Musang King dan Nangka Madu yang sudah berbuah dan siap dinikmati. Secara total, Perkebunan Tibona memiliki sekitar 1.000 pohon hortikultura.
Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf mengatakan, tanaman durian dan nangka di perkebunan itu memiliki potensi ekspor yang besar.
"Saya ajak ke kebun ini untuk membuka wawasan kita. Apa yang saya sampaikan bertujuan untuk melihat potensi ekonomi masyarakat Bulukumba dari hasil pertanian yang bernilai jual tinggi," ujar Andi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, rabu.
Andi menambahkan, Perkebunan Tibona dikelola secara modern, mulai dari kecocokan lahan, pengukuran pH tanah, pembibitan, hingga hasil riset.
Terkait kualitas lahan, mayoritas tanah di Sulbar memiliki pH yang subur dan berkualitas sehingga cocok untuk produksi massal untuk berbagai jenis tanaman hortikultura.
"Jangan hanya karena enak, tapi kuantitasnya kecil dan tidak berkelanjutan. Kalau kuantitasnya kecil, kami tidak bisa ekspor. Kuantitas dan kualitasnya harus banyak," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sulbar Herdin Ismail berterima kasih kepada Bahtiar atas dukungannya dalam membawa OPD Pemprov Sulbar agar mau melihat perkembangan sektor pertanian dan perkebunan di daerah lain.
"Semoga, setelah kunjungan ini, kami bisa meningkatkan kualitas pengelolaan lahan dan kuantitasnya. Berkualitas saja tidak cukup kalau volumenya kecil," kata Herdin.
Lahan perkebunan di Bulukumba dan Sinjai, tambah Herdin, ibarat serpihan surga yang jatuh ke bumi. Ini tak lepas berkat upaya pemerintah setempat dalam mengoptimalkannya.
Herdin pun menilai bahwa enam kabupaten di Sulbar juga memiliki potensi pengelolaan perkebunan seperti di Bulukumba.
Mengenai kunjungan ke Bulukumba, Kepala Bappeda Pemprov Sulbar Junda Maulana mengaku terkesan setelah melihat langsung dua perkebunan milik Andi Muchtar.
Junda merasa bahwa Sulbar dan Bulukumba memiliki kemiripan, termasuk dalam hal persentase tenaga kerja di sektor pertanian yang mencapai 45,8 persen.
"Provinsi Sulbar dengan enam kabupatennya memang didominasi oleh sektor pertanian. Angka tenaga kerja kami sebesar 45,8 persen di sektor ini. Sama dengan Bulukumba. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kami pun mirip, hanya berbeda Rp 300 miliar," terang Junda.
Menurut Junda, kunjungan OPD Pemprov Sulbar telah menggugah pejabat kepala OPD untuk memperluas pengetahuan dan menerapkan cara kerja yang lebih baik.
"Kalau banyak melihat, kami mendapatkan banyak pengetahuan sehingga bisa menerapkan cara kerja yang lebih baik. Adanya perbandingan dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan pengusaha di bidang hortikultura sangat relevan untuk diterapkan di Sulbar. Ini cocok diterapkan di Sulbar. Dengan pola pikir dan tindakan ini, kesejahteraan masyarakat Sulbar akan meningkat," kata Juanda.
Sebagai informasi, Pj Gubernur Bahtiar aktif mendorong gerakan menanam pisang cavendish dan sukun di Sulbar.
Gerakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk hortikultura asal Sulbar. Selain itu, Bahtiar juga mendorong penanaman jenis tanaman lain yang sudah lebih dulu dilakukan oleh warga.