Advertorial

26 Tim Penanganan Kebakaran Adu Keterampilan di Klaten Fire Safety Challenge 2024

Kompas.com - 31/07/2024, 21:34 WIB

KOMPAS.com – Kobaran api yang tampak menggeliat dalam tong besar menambah panas suhu udara di kawasan Alun-alun Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (31/7/2024) pagi menjelang siang. Asap pun menguar menyesakkan pernapasan.

Di tengah hiruk-pikuk tersebut, dua grup yang masing-masing terdiri dari 4 orang datang memadamkan api dengan berbagai metode pemadaman. Tak perlu waktu lama, api pun padam dan semua alat pemadam api telah kembali rapi seperti semula.

Itulah gambaran suasana acara Klaten Fire Safety Challenge 2024. Lomba yang digelar Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Klaten ini diikuti 26 tim penanganan kebakaran dari berbagai instansi di Kabupaten Klaten.

Mulai dari rumah sakit hingga tim penanganan kebakaran di bawah perusahaan swasta, masing-masing grup menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam mengatasi kebakaran.

Kepala Satpol PP Kabupaten Klaten Joko Hendrawan mengatakan, tahun ini merupakan kali kedua kompetisi pemadaman api itu digelar di Kabupaten Klaten. Lomba ini digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi Ke-220 Kabupaten Klaten dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia.

“Terdapat 26 tim dari berbagai instansi di Kabupaten Klaten yang ikut andil dalam Klaten Fire Safety Challenge 2024. Mereka merupakan tim khusus yang dibentuk oleh masing-masing instansi untuk melakukan penanganan awal bencana kebakaran,” paparnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (31/7/2024).

Joko menjelaskan, dalam lomba tersebut, masing-masing tim tidak hanya dituntut cepat dalam menangani kebakaran. Akan tetapi, juga diperhatikan sejumlah aspek ketepatan penanganan kebakaran, mulai dari metode, teknik, hingga kerja sama tim yang baik pada saat melakukan pemadaman.

“Faktor penilaian kompetisi ini antara lain adalah kecepatan penanganan, kecepatan mengevakuasi korban, serta kecepatan dalam pemadaman kebakaran. Waktu penanganan kebakaran itu maksimal 10 menit. Jika lebih dari 10 menit belum padam, pasti akan terjadi kebakaran yang luar biasa,” ungkapnya.

Tak hanya adu keterampilan, kegiatan itu juga menjadi ajang evaluasi kemampuan dan kesiapan tim penanganan kebakaran di masing-masing instansi yang terlibat.

Joko berharap, melalui kegiatan tersebut, kesadaran untuk membentuk tim penanganan kebakaran di masing-masing instansi, termasuk kesiapan fasilitas pemadam kebakaran, semakin meningkat.

“Dengan begitu, dapat mempercepat penanganan saat terjadi bencana kebakaran,” katanya.

Penyelenggaraan Klaten Fire Safety Challenge 2024 mendapat apresiasi dari Bupati Klaten Sri Mulyani. Orang nomor satu di Kabupaten Klaten ini berharap, setiap tim tidak hanya berorientasi untuk memenangkan lomba, tetapi juga dapat mendapat pelajaran dari kompetisi pemadam api tersebut.

“Kegiatan ini sebagai upaya mengasah keterampilan peserta dan masyarakat jika terjadi kebakaran agar peserta dapat menangani kebakaran sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang tepat,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau