Advertorial

Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Palu Lawan Stunting dengan Konsumsi Gizi Seimbang

Kompas.com - 08/08/2024, 19:30 WIB

KOMPAS.com - Generasi muda dinilai perlu memahami permasalahan stunting serta cara pencegahannya sejak dini. Pasalnya, mereka bakal menjadi orangtua yang dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

Hal itu disampaikan PIC Produksi Konten dan Diseminasi Informasi Kesehatan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Septa Dewi Anggraeni Acara Genbest Talk di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (8/8/2024). 

“Anak muda berperan sangat besar sebagai agent of changes, karena kalian nantinya akan menjadi calon orangtua yang akan melahirkan generasi-generasi yang unggul di masa depan,” ujar Septa dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Septa menegaskan, permasalahan stunting perlu diatasi lantaran dapat menghambat kemajuan Indonesia di masa depan.

Untuk itu, pihaknya mendorong anak muda lebih semangat serta menjadi pilar dalam perubahan Indonesia. Terlebih, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. 

“Bonus demografi adalah ketika usia produktif lebih besar daripada usia non-produktif. Untuk itu, kita harus melahirkan generasi yang unggul, memiliki kompetensi, serta bisa bersaing dengan negara barat maupun asia lainnya,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, Koordinator Program Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Isti Mey Faizia menambahkan, konsumsi makanan bergizi seimbang dan pola makan yang baik penting untuk mengatasi stunting.

“Makanan dengan gizi seimbang yakni yang mengandung karbohidrat serta harus ada protein hewani dan nabati yang dilengkapi dengan konsumsi sayur dan buah,” jelas Isti.

Menurutnya, makanan bergizi seimbang cukup mudah ditemukan di Kota Palu. Namun, ia menyayangkan kebiasaan generasi muda saat ini yang lebih suka mengonsumsi makanan siap saji, seperti mi instan.

“Kalau saja makanan bergizi seimbang ini sudah diperkenalkan di rumah tangga sejak usia enam bulan awal kehidupan, maka tentu kebiasaan makan ini akan terus berlanjut hingga kita dewasa,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Indonesian Sport Nutritionist Association Rita Ramayulis menyampaikan bahwa makanan bergizi adalah makanan yang beraneka ragam dengan proporsi yang seimbang, seperti dalam pedoman Isi Piringku.

Untuk diketahui, Isi Piringku adalah pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

Sesuai Isi Piringku, satu piring setiap kali makan adalah setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.

Menurut Rita, makanan bergizi seimbang memainkan peranan penting sejak dalam proses reproduksi. Sehingga orang tua yang kekurangan gizi sejak remaja kemungkinan besar melahirkan bayi yang tidak berkualitas.

Hal itu akibat pertumbuhan otak dan tinggi badan bayi yang terganggu sejak dalam kandungan ibunya.

“Jika saat remaja gizinya tidak terpenuhi maka saat dia melahirkan, lalu menyusui, air susunya jadi tidak banyak dan tidak berkualitas sehingga bayi tidak mendapatkan makanan yang tepat,” tambahnya.

Untuk itu, Rita menekankan bahwa para remaja, baik itu laki-laki maupun perempuan, harus memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan makanan yang bergizi seimbang untuk tubuh mereka. 

Dengan begitu, saat terjadinya proses reproduksi nanti, tubuh kedua orangtua memiliki kematangan gizi yang baik dan dapat menghasilkan zigot yang berkualitas. Kemudian, ketika lahir, bayi juga akan mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif yang berkualitas. 

Tidak hanya memberikan pemahaman tentang masalah stunting dan cara pencegahannya, Genbest Talk Palu juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengikuti sesi lokakarya membuat konten edukatif dan menarik yang dipandu oleh kreator konten Anisa Citra Salsabila. 

Septa berharap, kehadiran lokakarya pembuatan konten dapat mendorong para peserta untuk menyebarkan informasi seputar stunting kepada khalayak yang lebih luas.

“Melalui workshop pembuatan konten, harapannya akan lebih banyak lagi masyarakat yang tersadarkan akan pentingnya mengatasi masalah stunting di Indonesia,” katanya.

Untuk diketahui, Genbest merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo. Acara ini bertujuan untuk mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam keseharian.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja baik dalam bentuk artikel, infografis, maupun videografi.

Baca tentang
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau