Advertorial

Makan Malam Bersama Mendagri dan Kepala Daerah di IKN, Bahtiar Promosikan Potensi Sulbar sebagai Penyanggah IKN

Kompas.com - 13/08/2024, 17:25 WIB

KOMPAS.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin berada di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak Senin, (12/8/2024).

Di IKN, Bahtiar menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama menteri-menteri dan kepala daerah lain se-Indonesia pada Selasa (13/8/2024). 

Beberapa di antaranya adalah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Asisten Wakil Presiden (Wapres), Pj Gubernur Papua Pegunungan, Pj Gubernur Jawa Tengah, Pj Gubernur Bali, Pj Gubernur Gorontalo, dan Pj Gubernur Banten.

Bahtiar menilai bahwa pembangunan IKN berjalan cepat. Provinsi Sulbar, kata dia, akan mengoptimalkan produksi ternak, hortikultura, dan perikanan kelautan untuk mendukung IKN.

“Kami juga akan memaksimalkan potensi pariwisata sebagai lokasi tujuan wisata masyarakat IKN,” ucap Bahtiar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/8/2024).

Beberapa potensi wisata Sulbar adalah Pulau Balabalakang yang berjarak dua jam perjalanan dari Balikpapan, Teluk Mamuju, serta pesisir Sulbar, seperti Polman, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu yang bisa ditempuh selama 7 jam perjalanan dengan kapal cepat atau 40 menit menggunakan pesawat udara dari IKN.

Sebelum ke IKN, Bahtiar sempat transit di Balikpapan. Bersama kepala daerah lain, ia melanjutkan perjalanan ke IKN melalui jalur darat dengan waktu tempuh 40 menit. 

Pada rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Bahtiar akan melaporkan potensi yang dimiliki Sulbar, seperti anggrek Mamasa, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman obat-obatan, ikan laut dan ikan air tawar, cokelat, kopi, aren, durian, sukun, pisang, ayam, telur, kambing, sapi, pasir, batu-batuan, hasil usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), mebel, serta olahan makanan. 

Dengan potensi itu, Bahtiar mengajak investor untuk berinvestasi di daerah tersebut.

“Ayo, mari ke Sulbar. Tempat yang indah, subur dengan pH tanah 7 hingga 8, udara terbersih se-Asia Tenggara, jauh dari kebisingan, tempat healing yang nikmat dan nyaman, serta masyarakat yang toleran, ramah, dan terbuka," ujar Bahtiar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau