Advertorial

Diundang Presiden Jokowi ke IKN, Prof Zudan Arif Fakrulloh: Futuristik, Modern, dan Cerminkan Konsep Pembangunan Hijau

Kompas.com - 15/08/2024, 22:53 WIB

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak kepala daerah meninjau pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (13/8/2024).

Presiden menggambarkan IKN sebagai simbol kemampuan bangsa untuk merancang dan membangun sesuai dengan visi serta kebutuhan Indonesia masa depan.

“Selamat datang di Ibu Kota Nusantara," ucap Presiden Jokowi seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (15/8/2024).

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Profesor Zudan Arif Fakrulloh merasa bangga bisa hadir di acara tersebut. Ia pun terkesan dengan pembangunan IKN.

"Hari ini saya bersama seluruh gubernur, wakil gubernur, bupati, serta wali kota yang hadir di IKN merasa benar-benar bangga dan berkesan melihat progres IKN," kata Prof Zudan.

Pj Gubernur Sulsel Profesor Zudan Arif menghadiri undangan Presiden Jokowi meninjau pembangunan di IKN. DOK. Pemprov Sulsel Pj Gubernur Sulsel Profesor Zudan Arif menghadiri undangan Presiden Jokowi meninjau pembangunan di IKN.

Prof Zudan mengaku bahwa saat mendampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Titik Nol pada dua tahun lalu, lokasi tersebut masih berupa hutan belantara. Kini, IKN telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

Prof Zudan menggambarkan IKN sebagai kota yang futuristik, modern, dan mencerminkan konsep bangunan hijau (green building).

Ia mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden karena IKN luar biasa. Pasalnya, IKN sangat futuristik dan memiliki dimensi kemajuan yang tergambar sangat jelas.

Dia juga menyatakan bahwa Istana Negara di IKN 100 persen merupakan hasil karya anak bangsa. Hal ini berbeda dengan Istana Negara dan Istana Merdeka yang merupakan peninggalan Belanda.

"Istana Negara di IKN merupakan karya putra-putri terbaik Indonesia. Saya bangga dengan IKN,” ujarnya.

Prof Zudan menilai, Presiden Jokowi telah menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia dengan desain baru IKN. Hal ini ditunjukkan dengan keberanian untuk mendesain ibu kota yang baru dan melakukan pembangunan dengan sistematis dan luar biasa.

Menurutnya, tidak banyak negara di dunia yang berani melakukan pembangunan dengan sistematis dan luar biasa, seperti IKN.

Pj Gubernur Sulsel Profesor Zudan Arif. DOK. Pemprov Sulsel Pj Gubernur Sulsel Profesor Zudan Arif.

Menurutnya, tidak banyak di dunia yang berani melakukan pembangunan dengan sistematis dan luar biasa, seperti IKN.

IKN menjadi simbol kemajuan dan kebanggaan bangsa Indonesia. Pembangunannya yang futuristik dan modern mencerminkan visi Indonesia untuk masa depan.

"Terima kasih Presiden dan Mendagri," ucap Prof Zudan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau